Mohon tunggu...
lutfia zahroh
lutfia zahroh Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pemerintahan Islam

14 Desember 2015   22:11 Diperbarui: 14 Desember 2015   22:11 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sistem yang didasarkan pada penerapan syari’ah dan dikepalai oleh suatu kepeminpinan keagamaan, “jika pemerintahan islam atau pemerintah yang didasarkan pada keadilan dan moralitas, dan berusaha mendakwahkan, tidahkah setiap pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip dan mempunyai tujuan yang sama disebut sebagai islam? Sebenarnya tidak ada pemerintahan yang bisa bertahan jika tidak didasarkan pada prinsip keadilan dan system nilai, dan semua rezim, kecuali pemerintah yang mengakui ateisme. Menghormati keyakinan keagamaan warga Negaranya. Ini ditemukan dalam hadits: ”kerajaan yang musrik bisa bertahan tetapi kerajaan yang dzolim pasti hancur”.

Pada awal keNabiannya, Nabi Muhammad SAW dipilih langsung oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah di bumi. Dan diberikan kewajiban untuk menyampaikan wahyu-wahyu dari Allah kepada umatnya. Setelah Nabi meninggal kepeminpinan diberikan kepada sahabatnya yaitu Abu Bakr As-Shidiq. Beliau memilih Abu Bakr karena Abu Bakr sangatlah dekat dengan beliau, Abu Bakr yang selalu menemani beliau ketika beliau sedang dikepung oleh lawannya. Dan dari massa ke massa pemerintahan selalu diturunkan kepada para sahabat-Nya. Namun setelah kholifah Ali bin Abi Thalib, pemerintah mulai di perebutkan oleh kalangan Bani Umayah, Abassiah dan lainnya. Nah disitulah pemerintahan islam dipimpin oleh kalangan keluarga dan pemerintahan diserahkan kepada turunannya, sampai sekarangpun kebiasaan itu masih dilakukan di Negara Arab. Dan hukum islam pun masih ditetapkan di Negara Arab, karena masih mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang terdahulunya. Bahkan di daerah Indonesia juga ada yang seperti itu contohnya seperti di kota Aceh. Dalam setiap pergantian kesultanan selalu di turunkan kepada anak laki-laki dari sultan tersebut.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun