Assalamuallaikum wr.wb temen-temen kali ini aku akan membahas atau bisa dibilang akan menceritakan seseorang yang juga sangat berpengaruh dalam hidupku ini selain ibukku ya yaitu beliau adalah ayahku. Mungkin kalo bercerita tentang sosok ayah dalam hidup seorang  anak perempuannya tak akan ada habisnya, Ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuannya dalam hidupnya. Untuk yang pertama di sini aku akan mengenalkan secara singkat siapa ayahku itu.Â
Ayah ku lahir di Ponorogo pada tanggal 22 Februari tahun 1974, Ayahku anak pertama dari dua bersaudara, beliau memiliki seorang adik perempuan. Ayahku bernama Sukarni, ayahku seorang yang pekerja keras beliau bekerja dari pagi sampai sore untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya.Â
Meskipun ayahku hanya lulusan SMK tapi aku sebagai anak sangatlah banggat padanya, karena kerja keras dan tekadnya beliau dapat memenuhi segala kebutuhan keluarganya.
Ayahku menempuh pedidikan Sekolah Dasar di SDN 1 Kedungbanteng pada saat duduk di sekolah dasar ayahku sangat bersemangat dalam menempuh ilmu tak hanya itu saat SD ayahku juga memilik banyak sekali teman karena ayahku orang yang mudah bergaul dengan orang orang lain, setelah ayahku lulus sekolah dasar, beliau melanjutkan Pendidikan Menengah Pertamanya di SMP Negeri 1 Sukorejo, SMP tersebut terletak di kecamatan sukorejo kabupaten Ponorogo, SMP Negeri 1 Sukorejo itu juga cukup jauh dari rumah ayahku sehingga ayahku berangkat  kesekolah sering mengendarai sepeda setiap harinya, saat menempuh Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama beliau sangat rajin tetapi sebagai murid laki-laki ayahku pun juga pernah melakukan kesalahan atau melanggar tata tertib yang telah ditetapkan di sekolah tersebut, Setelah ayahku lulus dari SMP Negeri 1 Sukorejo, beliau juga melanjutkan pendidikanya ke Sekolah Menengah Kejuruan, saat itu ayahku melanjutkan di SMK PGRI 2 Ponorogo, jarak rumah ayahku dengan SMK Negeri 1 ponorogo sangatlah jauh sehingga ayahku selalu berangkat pagi dengan mengendarai sepeda setiap harinya agar tidak terlambat sampai di sekolah. Saat menempuh Pendidikan di SMK tersebut ayah mendapatkan banyak sekali ilmu serta keahlian yang sampai sekarang beliau dapat praktekkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ilmu yang beliau dapatkan dari Sekolah Menengah Kejuruan tersebut sangat lah bermanfaat dalam kehidupannya.
Sama halnya seperti ibu, peran dan juga figure seorang ayah sangatlah berpengaruh dalam perkembangan emosional anaknya, karena pada umumnya anak-anaknya akan mencontoh dan meniru tindakan yang dilakukan oleh seorang ayah. Sehingga tidak heran apabila banyak sekali sifat ayah yang diturunkan kepadaku, seperti sifat keras kepala dan juga mudah marah yang ayahku turunkan ke pada diriku akan tetapi ayah dan ibukku selalu memberi nasihat kepada ku agar aku menjadi sesorang yang tidak mudah marah, arti dari marah disini adalah marah ketika pendapat yang aku miliki berbeda dengan ayah dan ibukku sehingga terjadi adanya pertentanagan diantara diriku dengan kedua orang tua ku. Ayah dan juga ibuku tidak ada hentinya dalam memberikan nasihat dan saran untuk aku menjadi lebih lagi kedepannya. Â
Mungkin memang ayahku sering memarahiku, berbicara dengan nada yang tinggi saat aku melakukan kesalahan atau saat aku tidak taat dan patuh akan perintahnya, tapi aku yakin ayahku bersikap seperti itu karena beliau sangat sayang dan perhatian terhadap anak perempuannya ini. Ayahku selalu berlaku adil terhadap kedua anaknya, beliau tidak pernah pilih kasih pada anak-anaknya. Ayahku terkadang juga bersikap tegas dan keras, akan tetapi mungkin itu cara beliau dalam mendidik aku supaya nantinya aku bisa tumbuh menjadi wanita yang tangguh,berani serta juga menjadi seorang wanita yang mandiri tanpa harus bergantung pada orang lain dan juga supaya aku dapat mengerti betapa kerasnya kehidupannya yang nantinya akan aku jalani dan lalui. Keberadaan ayah dalam hidupku menjadikan adanya rasa aman, aku merasa ada yang selalu menjagaku setiap harinya. Dalam hal mendidik ayahku selalu bersikap tegas agar aku nantinya tidak berani membantahnya, beliau tidak memberikan kebebasan dalam berbagai hal apalagi dalam hal pergaulan, ayahku selalu membatasi jam mainku dan juga beliau  harus tau aku keluar main dengan siapa, atau bisa dibilang aku adalah anak "strict parents" karena kedua orang tuaku sangat ketat dan juga menempatkan standar serta tuntutan yang tinggi terhadap anaknya. Akan tetapi, aku juga tidak keberatan dengan sikap kedua orang tuaku yang seperti itu karena aku tau mereka melakukannya demi kebaikan ku dan juga agar aku tidak menyesal di kemudian hari.
Sekeras apapun sifat yang ayahku miliki, dia akan menjadi ayah kebanggan anak-anaknya, kami sebagai anak-anaknya akan selalu sayang dan juga cinta kepada ayah, mungkin kita sebagai seorang anak jarang mengungkapakan kata-kata tersebut karena adanya rasa gengsi dalam diri kita, tapi percayalah  itu adalah uangkapan yang tulus dari hati  seorang anak yang akan selalu menyanyangimu.
Ayah tidak pernah memanjakan anak-anaknya tapi ia tidak juga mengacuhkannya, ia selalu memberikan apa yang sedang anaknya butuhkan bukan inginkan, sikap seperti itu ia tanamkan sejak dini agar anak-anaknya tidak manja dan juga tidak hidup boros. Dalam hal kebutuhan sekolah ayahku akan selalu mendukungku dan akan memenuhi semuanya. Ayah tidak pernah mengeluh dalam bekerja untuk menafkahi keluarganya, dia selalu menyembunyikan rasa lelah yang beliau rasakan dari istri dan juga anak-anaknya,meskipun begitu aku tahu bahwa ayah sedang lelah, begitu besar perjuangan ayah bagi keluarganya dan juga peran seorang ayah bagi anak-anaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H