Remaja sering dikaitkan dengan pola pikir yang tidak stabil. Hal ini tentunya tidak luput dari perkembangan psikologi remaja itu sendiri, khususnya perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif anak muda dimulai di rumah, di sekolah dan di antara keduanya ligkungan sekitar juga berperan. Masa remaja seing juga disebut masa pubertas, pubertas sendiri adalah peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Biasanya dialami anak usia 12-22 tahun. Mereka adalah pelajar SMP, baik SMP maupun SMA.
Menurut para psikolog, masa remaja adalah masa yang rentan karena orang baru mulai mengenal diri dan dunia di sekitarnya. Segala sesuatu yang tampak baru membawa serta pengalaman baru, sehingga masa muda sering diisi dengan pengalaman mencari coba-coba. Jika Anda tidak terlibat dengan benar, seseorang bahkan mungkin terjerumus ke dalam hal-hal negatif. Dengan kata lain, kita harus bisa menggali potensi dan keahlian kita sendiri.
Potensi sangat erat kaitannya dengan passion dan dengan mengetahui passion kita dapat mengembangkan potensi dan kompetensi diri kita sendiri. Diharapkan dengan hal ini tidak membingungkan remaja lagi. kita dapat menentukan arah dan tujuan yang diinginkan. Tidak seperti bebek yang datang tanpa kejelasan arah dan tujuan. Walaupun sampai selesai tapi merugikan diri sendiri dan orang lain.
Itulah mengapa penting bagi kita untuk mengatur waktu dengan bijak dan sering berkomunikasi dengan orang tua kita. Dengan begitu, orang tua dapat mendukung baik secara finansial maupun doa, sehingga kita dapat lebih kuat dan lebih tangguh menghadapi tantangan di depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H