Mohon tunggu...
Lutfia Nadhif
Lutfia Nadhif Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Sebelas Maret

Mahasiswa di Universitas Sebelas Maret

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Topik 2: Konsep Dasar Perspektif Sosio Kultural dalam Pendidikan

17 Januari 2023   08:37 Diperbarui: 17 Januari 2023   09:51 4067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembelajaran terpenting yang saya dapatkan mengenai topik bahasan pengantar perspektif sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam pendidikan Indonesia adalah saya dapat memahami pentingnya factor sosial, budaya, ekonomi dan politik yang berpengaruh pada pendidikan di Indonesia. Kenyataan bahwa Indonesia mempunyai keanekaragaman, tidak bisa dipungkiri. 

Sehingga, harapannya dengan keanekaragaman yang dimiliki oleh Indonesia, kita dapat menyatukan perbedaan menjadi sesuatu yang indah. Maka dari itu, penting bagi pendidik untuk menerapkan pendidikan sosiokultural dalam pendidikan di Indonesia supaya peserta didik dapat mengembangkan nilai toleransi, menghargai dan gotong royong dengan tidak memandang perbedaan suku, bangsa, ekonomi dan agama. Pendidikan multikulturalisme diperlukan dalam bentuk tata kehidupan masyarakat yang damai dan harmonis meskipun terdiri dari beraneka ragam latar belakang kebudayan.

Pandangan saya sebagai calon guru tentang perspektif/ teori sosiokultural ini adalah menurut saya sebagai calon guru bimbingan dan konseling, kita sangat perlu memahami perspektif teori sosiokultural dan bagaimana pengaruhnya terhadap pendidikan. Kita sebagai guru bimbingan dan konseling harus memahami karakteristik peserta didik melalui factor sosial, budaya, ekonomi dan politik supaya dapat memberikan layanan bimbingan dan konseling secara tepat sesuai dengan kondisi peserta didik. 

Cara saya menerapkan ilmu yang saya dapatkan melalui bahasan mengenai perspektif sosiokultural dalam profesi saya adalah dengan memahami kondisi peseta didik baik dari segi ekonomi, sosial, budaya dan politik supaya dapat menyesuaikan pemberian layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan kondisi peserta didik. Dengan menyesuaikannya dengan kodisi sosiokultural konseli diharapkan guru BK dapat membantu peserta didik dengan memberikan layanan bimbingan dan konseling disesuaikan dengan kondisi sosiokultural peserta didik agar pelaksanaan layanan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Manfaat pembelajaran ini sebagai kesiapan saya sebagai guru adalah untuk meningkatkan pemahaman saya mengenai keanekaragaman peserta didik. Sebagai konselor yang profesional saya harus dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman peserta didik supaya dapat memberikan layanan yang tepat sesuai dengan kondisi konseli. Saya menilai kesiapan saya di angka 7, artinya saya masih harus banyak belajar dan meningkatkan kompetensi saya sebagai guru BK. 

Hal yang perlu saya persiapkan adalah pengetahuan, peningkatan kompetensi konselor multikultural, memperbanyak pengalaman dan berinteraksi dengan sesama guru BK untuk memperoleh dan mempelajari pengalaman-pengalaman yang berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun