Setiap manusia pasti membutuhkan seorang teman bahkan sahabat yang selalu setia disampingnya. Siapa yang tidak ingin memiliki banyak teman?Bahkan seseorang yang sering menyendiri pun pasti membutuhkan teman. Tapi didalam sebuah pertemanan tanpa sebuah solidaritas adalah mati. Solidaritas adalah perasaan atau ungkapan dalam sebuah kelompok yang dibentuk oleh kepentingan bersama. Saat ini saya bersyukur kepada Tuhan.. saya masih bisa memiliki banyak teman yang luarbiasa dan sudah saya anggap sebagai saudara sendiri. Menghabiskan waktu bersama, bercanda bersama, ngulik lagu bersama,merayakan ulang tahun bersama, dan lain-lain.
Saya memiliki 8 orang sahabat. 7 laki-laki, diantaranya Daniel atau orang-orang sering memanggilnya Qinel, Ega, Angga, Wisnu, Yubi, Oki, dan Raka. Dan seorang perempuan yang sering saya panggil mba Ina. Saya sudah lama mengetahui mereka ada di didekat saya, tetapi saya baru sangat-sangat mengenal mereka belum lama ini. Kami bertemu semenjak kami sering ngulik lagu bersama dan berkumpul bersama. Berkumpul bersama merekabisa membuat saya merasa fresh kembalidiantara seluruh kesibukan saya . Menurut saya merekalah yang bisa mensupport dan mebuat saya tersenyum kembali ketika banyak orang yang sering meremehkan dan membuat saya kecewa.
Karakter mereka pun berbeda-beda.. menurut pandangan saya Qinel adalah anak yang polos, lucu, dan bertanggung jawab. Ega pintar bermain alat musik, dan jago dalam soal percintaan. Angga adalah kaka kandung saya dan menurut saya dia adalah orang yang sangat-sangat galak, dan sering berkata kasar, tetapi terkadang kelakuannya sering membuat orang-orang menjadi tertawa. Raka adalah orang yang cuek, dan pendiam diantara laki-laki yang lain. Oki ribet dan sedikit cuek. Wisnu dan Yubi menurut saya mereka adalah kembar tetapi beda . Dimana ada Wisnu disitu ada Yubi, dan dimana ada Yubi disitu ada Wisnu, kelakuan mereka saling melengkapi,seluruh celetukkan yang sering mereka lontarkan membuat saya dan teman-teman saya tersenyum bahkan tertawa dan saling membalas celetukan itu. Mereka supel dan lucu dan terkadang saya sering sekali bercerita tentang pribadi saya ke mereka berdua. Dan mba Ina menurut saya dia adalah seorang perempuan yang tegas,cuek dan dewasa.Ada yang polos sekali, ada yang egois dan besar kepala, ada yang kasar, dan ada yang suka iri. Tetapi dari setiap perbedaan karakter, itulah yang membuat saya semakin bersyukur dan bisa semakin lebih mengenal mereka. Serta bekerjasama belajar menggabungkan seluruh perbedaan karaktertersebut menjadi satu dan saling melengkapi.
Kami sering berantem karena perbedaan pendapat. Tetapi kami mau untuk bersatu dan menyelesaikannya secara dewasa. Meskipun saya perempuan dan paling kecil, saya merasa sangat dihargai dan dilindungi oleh mereka. Semenjak ada mereka saya tidak pernah merasa kesepian.Saya belajar banyak dari semua pengalaman mereka. Semua yang pernah mereka ajari tentang tanggung jawab, tentang solidaritas dan kedewasaan. “Tua itu pasti tetapi dewasa itu pilihan” tergantung dari diri kita sendiri mau membentuk dan mengubah karakter buruk kita menjadi dewasa atau justru membiarkan karakter buruk itu tetap melekat di dalam diri kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H