Pernahkan anda mendengar kurikulum di SD/MI? Ya, tentunya pernah. Begitu juga dengan Pendidikan Anak Usia Dini-pun juga ada kurikulumnya. Kira-kira seperti apa ya kurikulum PAUD itu? Kurikulum PAUD tidak hanya sekedar mengutamakan nilai-nilai sosial saja, tetapi juga dapat diintegrasikan dalam nilai religi. Mengapa begitu? Anak yang sejak dini telah ditanamkan nilai spiritual, diharapkan dapat tumbuh secara sehat baik jasmani maupun rohaninya. Nah, pada tulisan ini, saya ingin menguraikan tentang bentuk-bentuk kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini.
Terdapat berbagai bentuk Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini yang dikembangkan oleh para ahli dalam pendidikan, yaitu:
1.Kurikulum terpisah-pisah
Kurikulum ini berarti mata pelajaran mempunyai kurikulum sendiri. Mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya tidak ada kaitannya, karena masing-masing mata pelajaran mempunyai organisasi yang terintegrasi. Kurikulum ini lebih ditekankan pada satu mata pelajaran saja. Dalam Pendidikan Anak Usia Dini, kurikulum yang semacam ini belum tepat jika digunakan, mengingat cara berpikir anak masih secara holistic atau utuh.
2.Kurikulum saling berkaitan
Kurikulum ini berarti adanya keterkaitan antara masing-masing mata pelajaran. Biasanya terdapat keterkaitan antara 2 mata pelajaran. Anak masih mendapat kesempatan untuk melihat keterkaitan antara mata pelajaran, sehingga anak masih dapat belajar secara integrasi terhadap materi-materi yang ada.
3.Kurikulum terintegrasi
Dalam kurikulum ini, anak mendapatkan pengalaman luas, karena antara satu mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain saling berkaitan. Dengan demikian, seluruh mata pelajaran merupakan satu kesatuan yang utuh. Kurikulum ini memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar berbagai pengetahuan umum dan spiritual.
Beberapa mata pelajaran tetap akan dimasukkan dalam kurikulum, namun ada nilai plus dari kurikulum ini, yaitu ajaran islam yang diterapkan. Ajaran islam secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu akidah, ibadah, dan akhlak. Pokok-pokok pendidikan yang diberikan-pun juga mencakup tiga hal pokok tersebut.
a.Pendidikan akidah
Islam menempatkan pendidikan akidah pada posisi yang paling mendasar, yakni dalam rukun islam yang pertama sekaligus sebagai kunci yang membedakan antara orang islam dengan non islam. Terlihat begitu pentingnya ketika Rasulullah mengajarkan tauhid kepada umatnya, terlebih sangat penting lagi jika diterapkan kepada anak mulai sejak dini. Penanaman ini tentu tidak mudah, namun dapat dilakukan dengan cara memperkenalkan kepada anak tentang sholat, mendengarkan adzan, mendengarkan bacaan al-qur’an dan sholawat. Lagu-lagu yang islami juga dapat memicu penanaman akidah kepada anak, contohnya lagu tentang ke-Esa-an Allah. Disamping itu, pendidik dapat memperkenalkan Allah dengan dongeng tentang perjalanan Rasulullah SAW, tentang alam semesta dan penciptanya. Ini dikarenakan daya tangkap anak pada masa ini cukup bagus dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.
b.Pendidikan ibadah
Tata cara beribadah sebagaimana telah dibahas dalam ilmu fiqh ini juga sangat penting diterapkan kepada anak mulai dini. Hal tersebut dilakukan agar kelak ia dapat tumbuh menjadi insane yang benar-benar bertakwa, yakni insane yang taat melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
Pendidikan ibadah ini sebagai merupakan lanjutan dari pendidikan tauhid. Jika anak telah menganal siapa Tuhannya, maka tahap selanjutnya ialah mengajarkan kepada mereka tentang tata cara beribadah kepada-Nya, tentunya dengan senantiasa mengajak anak untuk ikut sholat, dan mengajarkan gerakan-gerakannya.
c.Pendidikan akhlak
Pendidikan akhlak merupakan pendidikan dalam rangka menyelamatkan akidah islamiah anak. Dalam Al-Qur’an sendiri banyak sekali ayat yang menyindir tentang pentingnya akhlak bagi setiap hamba Allah. Maka dalam rangka mendidik anak secara tepat, juga harus diarahkan bagaimana cara menghormati orang tua, menanamkan sifat yang baik, saling menyayangi sesame teman, saling berbagi, dan sebagainya.
Selain pembentukan pribadi yang baik tersebut anak memerlukan kemampuan intelektual yang memadai agar anak dapat hidup di masa kni dan masa yang akan datang. Maka dari itu, anak juga memerlukan kemampuan dasar dalam mengembangkan intelektual, kreatifitas dan imajinasinya. Sehubungan dengan hal tersebut, program pendidikan anak usia dini dapat mencakup bidang pembentukan sikap dan pengembangan kemampuan dasar secara menyeluruh.
Menurut Siskandar, kurikulum untuk anak usia dini sebaiknya memperhatikan beberapa prinsip.
1.Berpusat pada anak, artinya anak merupakan sasaran dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik.
2.Mendorong perkembangan fisik, daya piker, daya cipta, sosial emosional, bahasa dan komunikasi sebagai dasar pembentukan pribadi manusia yang utuh.
3.Memperhatikan perbedaan individu anak, baik perbedaan jasmani, rohani, kecerdasan, dan tingkat perkembangannya.
Tidak ada kurikulum yang sempurna, setiap kurikulum pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan, semua tergantung kemana arah pengembangan anak. Apakah diarahkan kepada intelektual dan spiritual, ataukah hanya diarahkan ke aspek intelektual saja.
Terima kasih, semoga bermanfaat J
Sumber: Mansur. 2007. Pendidikan Anak Usia dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H