Mohon tunggu...
Lutfi Aldiansyah Purwanto
Lutfi Aldiansyah Purwanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa program studi Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Film Fancipul of Piso Serit

8 Juli 2023   15:25 Diperbarui: 8 Juli 2023   15:29 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Lutfi Aldiansyah Purwanto

Film Fanciful of Piso Serit

Fanciful of Piso Serit ini menceritakan tentang kerinduan kekasih yang tak kunjung pulang. Burung pincala bertengger di atap rumah bersiul begitu keras, hampir seperti menangis. Sore itu seorang pejuang pulang ke rumah membawa kabar kemenangan. Kepulangan mereka disambut hangat dan sorak-sorai keluarga. Malem mencari Apul, namun yang dicari tidak kunjung datang. Malem pun bertanya pada salah satu dari mereka, jawaban yang didapat tidak dapat mengobati kerinduannya dengan Apul karena malem kangen sekali dengan Apul, ia rindu bagaimana keadaannya sekarang dan ia takut sekali kehilangan Apul.

Hari terus berganti dan Malem pun belum bisa melupakan Apul selamanya karena yang namanya cinta move on saja itu sulit. Setelah satu tahun berlalu Malem pun belum bisa move on dari Apul. Akan tetapi karena Malem tinggal di desa, ia selalu mendapatkan cibiran yang tidak mengenakkan dari tetangganya tersebut karena setiap gadis yang lama menikah adalah sebuah malapetaka, hal ini diyakini dalam keluarga Malem. Malem juga mendapatkan cibiran yang sangat pedas karena ia menolak beberapa lamaran yang datang demi Apul seorang. Perihal hati ini memang tidak bisa dipaksakan, waalaupun banyaknya cibiran yang ada Malem santai menghadapi hal tersebut, karena yang ada di hati Malem hanya ada Apul seorang. Bulang kerap memaksa Malem untuk melupakan Apul dan menyuruhnya untuk menikah mengingat ia sudah tua, nandenya sudah tua dan Malem satu-satunya penerus keturunan, namun Malem sangat mencintai Apul, impalnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun