Oleh : Lutfi Aldiansyah Purwanto
Film Piknik Panik ini merupakan film yang sudah tidak maupun dilihat, film ini mampu menyabet juara. Film ini menceritakan ada seorang istri yang hamil dan nyidam ingin pergi ke pantai dan berakhir kontraksi di pantai tersebut. Nyidam adalah salah satu keinginan seorang ibu hamil yang jika tidak dituruti ada kemungkinan bayi ngiler begitulah mitos.Â
Si Eneng ini nyidam ingin pergi ke pantai di daerah Gunung Kidul, akan tetapi nyidam tersebut memang terpenuhi namun banyak sekali rintangan yang menghadangg karena pada saat itu adanya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Walaupun adanya PPKM tidak menghalangi sang suami untuk menuruti nyidam istri yang hamil tua ini. Di perjalanan mereka disuguhkan banyak sekali rintangan yang diantaranya adalah adanya satpam yang menjaga di pos, namun mereka tidak meunjukkan dimana pantainya.
Lalu mereka banyak menemukan tukang calo perjalanan yang mungkin bisa dikatakan abal-abalan, tentunya Eneng dan Hanip agak sedikit tidak percaya akan tetapi karena saking nyidamnya mereka pun mengiyakan hal tersebut diantar ke pantai yang ia tuju. Seiring berjalannya waktu merekapun terkejut karena jalan yang mereka lewati sungguh buruk.Â
Akhirnya pun meraka sampai di pantai yang mereka inginkan, dan merekapun sangat enjoy menikmati pemandangan pantai tersebut. Tiba-tiba Eneng merasakan kontraksi yang cukup mengerikan. Akhirnya pun mereka pulang. Nah, dalam cerita ini menjelaskan bahwa tidak semua piknik itu menyenangkan, akan tetapi piknik juga dapat menimbulkan kepanikan. Film "Piknik Panik" ini dalam segi penyutingan sangatlah bagus, skenario yang cocok, mimik wajah talent menjiwai sekali, dan tentunya pesan dari film ini sampai kepada penontonnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H