Mohon tunggu...
Lutfia labiba
Lutfia labiba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri sunan ampel surabaya

Hobi saya memasak saya suka dengan hal baru dan tantangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurikulum Merdeka: Apakah Langkah Inovatif Menuju Pendidikan Inklusif atau Potensi Ancaman Terhadap Kualitas Pendidikan"

6 Juni 2024   15:35 Diperbarui: 6 Juni 2024   15:36 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak pihak yang memberikan reaksi berbeda sejak diumumkannya Kurikulum Merdeka akan diterapkan. Meskipun ada yang melihat hal ini sebagai langkah besar menuju pendidikan yang lebih inklusif, ada pula Sebagian pihak lain khawatir akan kemungkinan dampak buruknya terhadap kualitas pendidikan. Untuk memahami implikasi nyata penerapan Kurikulum Merdeka dalam pembahasan ini, kita perlu mendalami topik ini lebih jauh.

A.Fleksibilitas Kurikulum dan Tantangan Implementasi

Fleksibilitas yang ditawarkan Kurikulum Merdeka kepada pendidik dan sekolah, serta tantangan yang terkait dengan penerapannya, merupakan salah satu aspek terpenting. Fleksibilitas ini seharusnya memungkinkan kurikulum untuk disesuaikan dengan keadaan siswa dan kebutuhan lokal, namun tanpa bimbingan dan pengawasan yang memadai terdapat risiko bahwa kurikulum tersebut tidak konsisten dan bahkan tidak memadai. Hal ini dapat berdampak buruk pada kualitas pendidikan secara keseluruhan, terutama di bidang-bidang yang kurang mendapat perhatian. Dengan permasalah tersebut saya punya Solusi untuk mempersiapkan penerapkan Kurikulum Merdeka secara efektif, yaitu diperlukannya program pelatihan guru yang komprehensif dan berkesinambungan. Pelatihan ini penting untuk guru agar dapat mencakup strategi pembelajaran yang inovatif, penggunaan teknologi Pendidikan, strategi yang meningkatkan keterampilan interpersonal serta kepemimpinan guru.

B.Potensi Penguatan Kesenjangan Pendidikan

Kurikulum Merdeka dikhawatirkan akan memperparah pembedaan antara sekolah dan daerah. Sekolah-sekolah yang memiliki sumber daya keuangan yang lebih besar atau sumber daya yang lebih baik dapat menerapkan kurikulum yang lebih luas dan ekstensif, sementara sekolah-sekolah di daerah terpencil atau kurang berkembang mungkin kesulitan untuk menyediakan kurikulum yang setara. Hal ini tidak mungkin terjadi tanpa adanya standar nasional yang telah ditetapkan.Hal ini juga dapat menyebabkan siswa dari latar belakang yang berbeda tidak mendapatkan kesempatan dan hasil akademik yang sama.menurut saya Solusi untuk permasalahan yang ada yakni meningkatkan infrastruktur pendidikan pada daerah-daerah terpencil atau kurang berkembang. Pemerintah harus mengalokasikan anggaran yang cukup untuk memperbaiki institusi Pendidikan serta memastikan akses internet yang stabil sehingga dapat meningkatkan akses terhadap materi pembelajaran yang relevan dengan kurikulum merdeka ini.

C.Visi Pendidikan Inklusif

Kurikulum Merdeka, tentu saja, dianggap sebagai langkah menuju pendidikan yang lebih inklusif. Pendidikan dengan kurikulum ini diharapkan lebih relevan dan menyentuh kehidupan siswa secara langsung dengan memberi sekolah keleluasaan untuk menyesuaikan kurikulumnya dengan kebutuhan lokal. Namun, untuk mencapai visi inklusif tersebut, diperlukan pengawasan yang ketat, pelatihan yang memadai bagi pendidik, dan pengembangan sumber daya yang merata di seluruh Indonesia.

D.Kesimpulan

Kurikulum Merdeka adalah langkah maju yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk mengubah sistem pendidikan menjadi lebih relevan, inklusif, dan fleksibel. Kurikulum ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, meskipun penerapannya menghadapi banyak tantangan. Semua orang harus berkomitmen dan bekerja sama agar dapat membangun generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri dan kompetatif melalui inovasi, kerja sama, dan kolaborasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun