Mohon tunggu...
lutfia khoir
lutfia khoir Mohon Tunggu... Guru - guru

MENJADI ORANG YANG BERGUNA UNTUK ORANG BANYAK ITU YANG AKU HARAPKAN, ILMU YANG BERMANFAAT ITU YANG AKU MOHONKAN, MENULIS MEMBUAT AKU TERTARIK UNTUK BELAJAR

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menghadapi Tangisan Anak

22 Desember 2023   13:45 Diperbarui: 22 Desember 2023   14:38 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Seringkali kita menggunakan tangisan untuk memperoleh apa yang menjadi keinginannya, jika anka kita berhasil melakukannya, maka anak kita akan mengulanginya lagi pada kesempatan berikutnya. ini bisa terjadi berulang terus menerus jika orang tua tidak mencoba untuk menghentikannya, bahkan bisa menjadi-jadi disertai perlawanan yang lebih keras lagi.

Saat kita memang belum bisa memenuhi keinginan anak, katakan baik-baik kalau kita belum bisa memenuhinya saat itu. Jika keinginannya masuk akal, tetapi kita belum bisa memenuhinya, katakan kapan kita bisa memenuhinya, dengan kata lain waktunya jelas.

Biasanya respn anak adalah menolak atau menangis.Kita tetap tenang dan tidak terpancing ulahnya. Cukup kita berkata: "Nak, ayah belum bisa memenuhi keinginanmu sekarang, kalau masih menangis, silahkan nak, ayah tunggu sampai kamu berhenti menangis

Prinsipnya tetaplah konsisten/tegas pada pendirian kita, jangan kita kalah oleh tangisnya hanya karena kita tidak tega atau kasihan. Dengan bersikap tegas dan konsisten, anak menyadari bahwa tangisnya tidak bisa diajak kompromi. Sekali kita berhasil melakukannya, anak belajar dari konsistensi kita, sehingga tangisnya tidak diulanginya lagi dan anak berhenti untuk memaksakan kehendaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun