Mohon tunggu...
Si anak hui
Si anak hui Mohon Tunggu... Penulis - Siswa

Malam lebih panjang dari satu hari untuk mereka yang bermimpi, dan siang lebih panjang dari malam untuk mereka yang mewujudkan mimpi tersebut ~Seorang penulis dan kaligrafer~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sungai Kehidupanku

30 Juli 2024   10:09 Diperbarui: 30 Juli 2024   10:11 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada hari Minggu, Azka dan kakaknya bermain di lapangan. Lapang tersebut tempat kontes burung merpati. Di sebelahnya, terdapat sungai dengan air yang kotor dan banyak sampah.

"Kak, kenapa udara disini baunya tidak enak ya?" Tanya Azka.

"Coba kamu perhatikan sungai di sebelah kananmu. Apa yang ada di pikiranmu setelah melihat sungai itu?" Jawab Upi kakaknya Azka dengan pertanyaan kembali.

"Ihh... Air sungai nya kotor. Banyak sampah juga. Pantas saja udaranya bau." Azka menutup hidungnya.

"Kamu tau gak, apa penyebab sungai ini kotor?" Tanya Upi.

"Apa kak?" Tanya Azka kembali.

"Sungai ini kotor karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sekitar. Mereka membuang sampah sembarangan, membakar sampah dimana saja, dan membuang limbah rumah tangga kemana saja."

"Oh iya kak, waktu itu aku pernah melihat ibu-ibu membuang sampah ke sungai. Dan sebagian sampah ada yang tersangkut di dasar sungai.

"Nah, itulah yang membuat lingkungan menjadi kotor. Bayangkan jika satu orang satu kantong sampah, dikali dua puluh orang dalam sehari, sudah pasti sampahnya sangat menumpuk. Akibat dari penumpukan sampah di dasar sungai, timbulnya berbagai penyakit, lingkungan yang kotor, udara menjadi bau, dan bisa menyebabkan banjir karena aliran air tersumbat. Kita semua harus menjaga kebersihan lingkungan. Apalagi sungai merupakan sumber utama bagi kehidupan masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan, yang mana air tersebut dimanfaatkan dalam kehidupan dan aktivitas mereka sehari- hari." 

Azka pun mengangguk tanda dirinya paham. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun