Mohon tunggu...
LUTFI PASHAABDI
LUTFI PASHAABDI Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Senang senang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mitoni

22 Mei 2024   07:37 Diperbarui: 22 Mei 2024   07:45 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tentu, berikut adalah sebuah artikel mengenai upacara Mitoni dalam budaya Jawa:

---

Mitoni: Tradisi Jawa untuk Kehamilan Pertama

Mitoni, atau juga dikenal sebagai Tingkeban, adalah salah satu tradisi penting dalam budaya Jawa yang berkaitan dengan kehamilan pertama seorang wanita. Upacara ini dilaksanakan saat kehamilan telah mencapai tujuh bulan dan bertujuan untuk memohon keselamatan dan kelancaran bagi ibu dan janin yang dikandungnya. Mitoni berasal dari kata "pitu" yang berarti tujuh, menunjukkan pelaksanaannya pada bulan ketujuh kehamilan. Tradisi ini kaya akan simbolisme dan ritual yang mencerminkan nilai-nilai luhur serta kearifan lokal masyarakat Jawa.

Makna dan Tujuan Mitoni

Mitoni bertujuan untuk memberikan doa dan restu kepada ibu hamil serta janinnya agar selamat dan sehat sampai proses persalinan. Selain itu, upacara ini juga dimaksudkan untuk memperkuat hubungan sosial dan kekeluargaan, karena melibatkan banyak anggota keluarga serta tetangga yang datang untuk memberikan doa dan dukungan.

Rangkaian Upacara Mitoni

1. Siraman

Upacara dimulai dengan prosesi siraman atau mandi suci. Siraman biasanya dilakukan di halaman rumah atau tempat yang dianggap suci. Air yang digunakan dalam siraman biasanya terdiri dari air kembang yang diberi berbagai jenis bunga harum seperti melati, mawar, dan kenanga. Prosesi ini dipimpin oleh seorang sesepuh atau orang tua yang dihormati dalam keluarga. Air siraman ini dipercaya memiliki kekuatan untuk membersihkan dan menyucikan ibu hamil dari pengaruh buruk serta memberi kesehatan bagi janin.

2. Pemecahan Kelapa

Setelah siraman, ada ritual pemecahan kelapa. Kelapa dipilih karena simbol kesuburan dan kehidupan. Kelapa yang dipecahkan ini harus dalam keadaan utuh tanpa cacat. Apabila air kelapa yang keluar jernih, maka diyakini bahwa proses persalinan akan berjalan lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun