Mohon tunggu...
Rudy Heryadi
Rudy Heryadi Mohon Tunggu... Insinyur - PDIL Unika Soegijapranata

Nama : Rudy Heryadi Alamat : DKI Jakarta Pekerjaan : Karyawan Pendidikan : Magister sains

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Biomassa Sebagai Alternatif Bahan Bakar

30 Januari 2017   14:35 Diperbarui: 30 Januari 2017   14:45 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biomassa merupakan suatu material organik yang berasal dari makhluk hidup baik hewan maupun tumbuhan. Segala sesuatu yang berasal dari makhluk hidup merupakan biomassa, tidak terkecuali kotoran yang dihasilkan.

Dalam berbagai kesempatan penulis mencoba untuk berdiskusi dengan beberapa kalangan dengan berbagai latar belakang, dan hanya sedikit yang paham mengenai pemanfaatan biomassa sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang bisa digunakan sebagai bahan bakar substitusi BBM di sektor transportasi. Hal tersebut menyebabkan penulis tergerak untuk menulis mengenai pemanfaatan biomassa pada sektor transportasi.

Salah satu jenis turunan biomassa yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biodiesel. Meskipun biodiesel bukan suatu istilah baru, tetapi yang menarik adalah tidak banyak yang mengetahui bahwa biodiesel berbahan baku biomassa. Biodiesel terutama digunakan untuk substitusi solar pada mesin diesel, meskipun tidak seratus persen substitusi. Pemerintah melalui kebijakannya mewajibkan pada 2016 semua solar yang dijual oleh Pertamina harus memiliki kandungan 20% biodiesel.

Selain Biodiesel, hasil lain dari biomassa yang dapat dimanfaakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor adalah bioetanol atau sederhananya etanol. Etanol merupakan Etil Alkohol atau jenis alkohol yang biasa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pelarut, antiseptik dan untuk campuran minuman keras. Kedengarannya merupakan hal yang aneh untuk memanfaatkan bioetanol atau alkohol sebagai bahan bakar, tetapi hal ini tidak aneh bagi Brazil yang sudah memanfaatkan bioetanol sebagai bahan bakar kendaraan bermotor baik murni etanol maupun campuran dengan bahan bakar konvensional. 

Jenis kendaraan yang dijual di Brazil kebanyakan adalah kendaraan dengan pemilihan bahan bakar yang fleksibel, bisa memilih untuk menggunakan bahan bakar konvensional maupun bahan bakar bioetanol. Keuntungan dalam menggunakan bioetanol adalah, udara yang lebih bersih, gas rumah kaca dapat dikurangi, kinerja mesin lebih baik, karena etanol merupakan bahan bakar dengan oktan tinggi yang dapat mencegah knocking pada mesin dan membangkitkan lebih banyak tenaga pada mesin kompresi tinggi seperti mesin diesel, dan merupakan salah satu jenis energi terbarukan yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil seperti minyak bumi.

Kedua jenis bahan bakar turunan biomassa tersebut merupakan bahan bakar cair yang dapat menggantikan bahan bakar cair konvensional. Bagaimana dengan bahan bakar turunan biomassa dalam bentuk gas?. Bahan bakar biomassa dalam bentuk gas merupakan bahan bakar yang diturunkan langsung dari biomassa melalui proses gasifikasi. Proses ini merupakan proses yang lebih sederhana dibandingkan proses pembuatan biodiesel dan bioetanol, dan bahkan konsumsi energi dalam pembuatannya lebih sedikit. Dengan proses yang disebut gasifikasi, biomassa dibakar dalam kondisi kekurangan oksigen dan menghasilkan gas mampu bakar seperti karbon monoksida (CO), 

Hidrogen (H2), dan Metana (CH4).  Karbon monoksida masih mempunyai kemampuan untuk dibakar, meskipun tidak populer digunakan sebagai bahan bakar. Gas- gas hasil gasifikasi biasanya disebut producer gas atau syn gasatau wood gas. Pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor dengan skala yang masif sudah pernah dilakukan pada perang dunia kedua, terutama di Eropa. Jumlah yang signifikan yang diketahui pada tahun 1942 ada sekitar  73.000 kendaraan yang menggunakan producer gas di Swedia, 65.000 kendaraan producer gas di Perancis. 10.000 di Denmark, 9000 di Austria dan Norwegia dan hampir 8000 unit di Swiss. 

Pada tahun 1944 di Finlandia ada 43.000 unit yang terdiri atas bus, truk, kendaraan pribadi, traktor, dan boat.  Ketika terjadi kelangkaan bahan bakar konvensional berbasis minyak bumi, dilakukan upaya penyediaan alternatif melalui biomassa dalam bentuk kayu untuk menghasilkan producer gas yang digunakan sebagai bahan bakar untuk semua jenis kendaraan di Eropa pada saat itu.

Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, potensi energi dari biomassa sebesar 32 GW dan pemanfaatan hanya sebesar 1,7 GW atau sekitar 5% saja dari total potensi, maka potensi untuk pemanfaatan biomassa untuk sektor transportasi masih cukup besar jika dikembangkan dengan serius, dan pengembangan biomassa sebagai alternatif bahan bakar untuk sektor transportasi bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan selama ada kerjasama dan niat baik dari semua pemegang kepentingan, mulai dari pemerintah, swasta, institusi pendidikan tinggi, lembaga riset, dan masyarakat sebagai pengguna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun