Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kenapa dan Kenapa, Kenapa Harus Terjadi Lagi?

5 Oktober 2024   11:03 Diperbarui: 5 Oktober 2024   11:17 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tawa palsu, pagi yang dingin hari ke lima bulan ke sepuluh kehancuran kembali terjadi. Kenapa dan kenapa, kenapa harus terjadi lagi?

Muak, bersama tapi tidak pernah bersama. Tak ada yang pernah sembuh dari syndrom yang mematikan. Kembali mencumbui pagi dengan kepura-puraan dan amarah yang tidak bisa dikeluarkan.

Ego menari liar melalui ucap dan tatapan yang mematikan. Kedua predator berbahaya menunjukkan taringnya. Suara itu kembali, menjadi hambar. Kekerasan dan kegagalan yang berulang, barangkali itu menjadi kesenangan para predator.

Betapa menyesakan, karena ego yang dibiarkan menari liar mengakibatkan terjadinya tidak ada rumah untuk pulang. Seperti cerita film, home sweet alone. Hancur sendirian. Kenapa dan kenapa, kenapa terjadi lagi? Harus selalu diam, berkompromi terhadap dua predator berbahaya. Tak boleh bersuara dan berkomentar. Ini seperti kisah-kisah rumah tanpa jendela.

Mau sampai kapan dan berapa lama lagi harus merasakan hal ini? Sungguh melelahkan.

***

Rantauprapat, 05 Oktober 2024

Lusy Mariana Pasaribu 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun