Tawa palsu, pagi yang dingin hari ke lima bulan ke sepuluh kehancuran kembali terjadi. Kenapa dan kenapa, kenapa harus terjadi lagi?
Muak, bersama tapi tidak pernah bersama. Tak ada yang pernah sembuh dari syndrom yang mematikan. Kembali mencumbui pagi dengan kepura-puraan dan amarah yang tidak bisa dikeluarkan.
Ego menari liar melalui ucap dan tatapan yang mematikan. Kedua predator berbahaya menunjukkan taringnya. Suara itu kembali, menjadi hambar. Kekerasan dan kegagalan yang berulang, barangkali itu menjadi kesenangan para predator.
Betapa menyesakan, karena ego yang dibiarkan menari liar mengakibatkan terjadinya tidak ada rumah untuk pulang. Seperti cerita film, home sweet alone. Hancur sendirian. Kenapa dan kenapa, kenapa terjadi lagi? Harus selalu diam, berkompromi terhadap dua predator berbahaya. Tak boleh bersuara dan berkomentar. Ini seperti kisah-kisah rumah tanpa jendela.
Mau sampai kapan dan berapa lama lagi harus merasakan hal ini? Sungguh melelahkan.
***
Rantauprapat, 05 Oktober 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI