Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - ***

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Berwajah Ungu

4 Agustus 2024   19:17 Diperbarui: 4 Agustus 2024   21:35 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang membuatku layu, tak ada rasa manis yang hinggap padaku seperti kopi pahit yang sangat pahit. Ketika banyak yang beranggapan aku seperti perempuan yang kesepian dan butuh perhatian, biarkan saja mereka dengan segala pemikirannya. Kembali kepada pilihanku tetap kesepian dan membiarkan sepi membunuhku atau aku patahkan paradigma itu.

Aku mau sudahi kedegilan hatiku, untuk apa bermain-main pada predator yang berbahaya.

Kepada aku, yang lelaki itu berkata bahwa aku perempuan yang membiarkan diri terbuai oleh rayuan sepi, menjadi perempuan yang kalah.  Apakah harus selalu kalah? Bukan, aku tidak mau seperti itu. Lelaki itu juga berkata, aku perempuan berwajah ungu, yang terlalu gagu dan gamang pada pagiku yang malam atau pada malamku yang kelabu. Cukup, aku mau belajar tuk sudahi kegelisahanku.

Pudarkan ingatan tentang jejak dan siluet yang memberikan luka. Aku harus bisa sengaja melupa pada pendulum dan siklus yang menulis segala elegi dan kehampaan. Harus pula mampu merayu pagi dan malamku agar kebahagiaan berayun-ayun di berandaku.

Kepada aku, perempuan berwajah ungu, aku tidak lagi membiarkan gerigi-gerigi hampa mempersulit pikiranku hingga buntu. Aku percaya dan akan melihat dengan mata telanjangku, masih ada yang peduli padaku, juga masih memiliki rumah tempatku berpulang.

Kepada aku, kuat dan bertahanlah, untuk apa biarkan diri mati seperti daun layu yang diterbangkan angin.

Buatlah hidupmu manis!

***

Rantauprapat, 04 Agustus 2024

Lusy Mariana Pasaribu 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun