Perempuan dewasa yang tak dewasa. Disabilitas yang bukan disabilitas. Sakit tapi sehat. Ada tapi tidak terlihat barangkali.
Mengapa perempuan itu berbeda? Dia takkan pernah sama seperti perempuan lainnya. Ingin berdamai dan menerima, gagl dan gagal lagi. Jatuh yang entah yang sudah beberapa kali. Benarkah perempuan itu pernah dianggap dan diterima?
Dia sudah seperti perempuan hujan. Hari-hari dipenuhi air mata, entah perempuan itu menangis untuk siapa.
Apatis.Â
Mengerikan bukan! Mengapa perempuan itu berbeda? Untuk mengejar harapan, dia sudah hambar. Hasrat yang dia miliki, sudah lama sudah lama bertumbangan apalagi di saat-saat dia tak mampu untuk berdiri dengan kedua kakinya.Â
Ini sebuah cerita yang sangat biasa, telalu biasa bahkan tidak mendapatkan empati dari yang dibutuhkan. Dia menertawakan diri sendiri karena ini.
Ini seperti syndrom dan trauma untuk perempuan itu.
Mengapa perempuan itu berbeda? Sulit untuk menemukan jawaban dari pertanyaan ini.