Damn, aku tidak pernah ingin untuk bermula dari kamu. Tidak ada kasih, tidak tanggung jawab. Hanya mau menuntut untuk didengar dan didengar, barangkali kamu tidak akan pernah sadar hanya kematian yang sudah kamu ciptakan. Banyak pembunuhan yang telah terjadi.Â
Tidak ada kuantitas pun kualitas yang meningkat. Sepertinya aku juga berakhir karena kamu. Denganmu aku sakit, tanpamu aku juga jauh lebih sakit. Tapi ketika tanpamu aku tidak akan lagi melihat dan mendengar rasa sakit yang disengaja.
Aku tidak bisa memilih untuk bermula dari siapa, karena ini bukan pilihan.
Ini terlalu sakit, ini adalah kebenaran dari semua kehidupan yang ku lalui. Aku dan keinginan yang ada di kepalaku, ingin merdeka terhadapmu. Ternyata, tidak segampang itu. Untuk melatih diriku saja terhadap itu, aku masih jatuh bangun.
Hu, kini aku seperti bunga yang layu. Tidak bergairah. Pagiku seperti malam, malamku semakin kelam, tak bercahaya. Â Ini adalah kisahku, aku bermula dari kamu dan sepertinya akan berakhir karena kamu juga.Â
Aku tahu, kerinduan untukmu kan terus ada. Bahkan setelah tidak denganmu, aku akan jauh lebih sulit. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya terlalu lelah dengan segala ke pura-puraan yang terjadi.Â
Bermula dari kamu, berakhir juga dari kamu.
22.12.23// Lusy Mariana PasaribuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H