Kau seperti daun layu diterbangkan angin, tak berguna. Tapi seringkali harus berkompromi terhadap dirimu, memuakkan memang. Ketidaksempurnaan dalam hidup pasti ada, tapi jika memanfaatkan ketidaksempurnaan itu dengan berbagai hal dan alasan sungguh menjijikkan.
Selalu ada ketegangan yang terjadi dan keributan di kepala karena yang kau lakukan. Kau lesap seperti daun layu yang diterbangkan angin. Tak lagi terlihat.
Musim kagaduhan akan selalu tercipta, mau tak mau harus bersikap kompromi akan kehadiranmu. Seperti ganjil dan genap yang akan selalu bertemu, begitu juga diriku yang akan selalu bertemu dengan dirimu. Walau lelah akan terus berusaha untuk kompromi.
Apakah kau pernah melihat susahku? Sepertinya tidak, karena yang kau pentingkan adalah dirimu. Aku rela kehilangan, bahkan sudah beberapa kali kehilangan demi kebahagiaanmu. Tapi aku juga lelah, keresahan yang kurasakan hanya aku yang merasakan.Â
Aku ingin mati, karena sejujurnya, aku sudah lama mati. Bahkan fisikku sudah tidak berdaya, apakah ada yang tahu dan melihat? Semua seolah berada di entah.
Rabu, hari pertama di bulan kesebelas, lagi-lagi kau memberikan rasa sakit, keusilan yang kau lakukan memberikan rekam jejak yang payah di awal bulan ini. Ini kisah tentang rasa sakit dan patah hati terhadap kompromi yang tidak seharusnya diberikan,Â
Di suatu hari yang entah kapan, bisakah kau menjadi seseorang yang tidak lagi seperti daun layu yang terbangkan angin?
Rantauprapat, 01 November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H