Minggu pertama bulan ini, menjadi pembuka yang panas. Banyak kata-kata yang berhamburan, banyak jiwa yang terserak, terbunuh oleh pedang yang mematikan.
Hari pertama di bulan ke sepuluh, adalah kegelapan yang berulang. Seperti jerami ditiup angin, terbuang. Sudah terlampau banyak mendengar dan melihat kehancuran, kenapa tidak belajar dari sejarah? pertanyaan demi pertanyaan, yang tidak akan bisa terjawab.
Kesenjangan yang dilakukan dengan sengaja, menjadi huru-hara yang penuh drama, banyak pergulatan yang merajai. Pemberontakan. Ini adalah musim dengan banyak kesedihan. Kenapa tidak memiliki cinta yang seharusnya?
Ke mana harus pulang dan kembali?
Tak adakah tempat untuk damai sejahtera dan tenang teduh?
Seperti jerami ditiup angin, seperti itulah banyak jiwa hari ini. Terbunuh dalam senyap.
Memuakkan.
Mau berapa lama lagi ini terjadi, membiarkan paham yang seharusnya menjadi milik malah padam. Terlampau takut dan gemetar melewati malam ini, apa lagi untuk membuka mata esok hari. Keraguan merajai diri, mengganggu kepala.Â
Kegagalan yang disengaja ini sungguh membuat kebekuan dan kekerasan hati. Ah, menyakitkan. Akankah kematian, membuat ini lebih mudah? Barangkali demikian, bukankah perpisahan yang selalu diinginkan. Seperti jerami ditiup angin, terhilang, Â terbuang dan tak kembali.