Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saya, Perempuan Itu, dan Elegi

30 April 2023   13:06 Diperbarui: 30 April 2023   13:27 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan itu merasa dia spesial, mendapatkan pembelaan yang terlalu. Menjijikkan. Tak tau malu. Relasi yang salah.

Cuaca panas yang ekstrem melanda diri, saya mengalami akhir bulan yang basah. Karena perempuan itu, ada rasa duka yang terjadi. Banyak elegi yang timbul.

Kenapa dan mengapa perempuan itu menjadi ikatan? Bapak ibu pun memberikan tempat yang tidak seharusnya. Menjaga kewarasan terhadap perempuan itu, ah. Menyesakkan. Berulangkali kericuhan timbul sebab perempuan itu. Ia juga menyampaikan secara tertulis bahwa ia seseorang yang sakit mental. Ambigunya, perempuan itu tidak sakit mental ketika mencicipi makanan enak dan menerima duit. Hahahaha, lucu bukan.

Saya, perempuan itu dan elegi adalah kisah hari ini. Tidak ada cinta untuk perempuan itu tapi bapak ibu selalu memberi cinta. Ironisnya. Yang menjadi luka duka, saya gagal bersikap bodo amat terhadap perempuan itu.

Ah, hidup ini terlalu asyik mengusili. Penuh drama dan sandiwara.

***
Rantauprapat, 30 April 2023
Lusy Mariana Pasaribu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun