Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seperti Lumpur di Jalan

17 April 2023   19:07 Diperbarui: 17 April 2023   19:05 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parah, berantakan, seperti lumpur di jalan, tak berharga. Berulangkali berjanji dan berulangkali ingkar. Mau menjadi seperti apa? Dengan mudah kompromi terhadap kamalangan.

Basah, sentuhan demi sentuhan liar yang mematikan dibiarkan merajai. Tak akan mampu menjadi pohon anggur yang riap tumbuhnya. Layu oleh angin timur dan barat. Tak mampu melawan godaan.

Perempuan, pria, dan hasrat yang gagu. Plin plan, kebablasan yang tidak terelakkan. April yang basah. Entah apa yang dimau, hanya kenikmatan semu. Seusai kemalangan, hanya patah hati yang ada.

Tanpa suara, senggugukan seorang saja, diabaikan. Menangis tak menyelesaikan masalah. Adakah jalan kembali? Atau dibiarkan mengeras pun membatu.

Seperti lumpur di jalan, diinjak. Begitulah kisah hari ini, panas dingin, terang gelap, hidup mati, mati hidup, tak jelas, gamang, carut marut. Hu!

Penyesalan yang tidak termaafkan!
Mengapa tidak mengasihi diri sendiri ?
Tidak mempedulikan diri sendiri!

***
Rantauprapat, 17 April 2023
Lusy Mariana Pasaribu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun