Berupaya untuk menenun hari baru, ada saja kemalangan yang menyebabkan hal itu gagal. Kembali kalah hari ini
Di bawah ketidakberdayaan, Â di tengah keterbatasan
Tersesat, atas nama rasa nyaman
Menyimpan banyak bait dan syair rahasia dalam persembunyian, itu pun atas nama penerimaan yang sebenarnya bukan
Bagaimana bisa lupa, katamu yang jelas terdengar
Kali ini pun, aku akan ingkar janji, ucapmu kemudian. Kali yang telah berulang
Mau jadi  yang seperti apa?
Sebentar A, sebentar B
Malu bersuara
Atau sebenarnya tidak keberatan memberikan ruang bagi kebimbangraguan
Kembali kalah
Hidup namun tidak sepenuhnya hidup
Mati namun masih memiliki hidup
Benar-benar penuh teka-teki
Ingin melepas dengan keyakinan penuh
Sesaat kemudian hening seketika, tak sanggup kehilangan
Self awareness mulai terlupa, mungkin sengaja melupa. Sore tadi, Â mengulang kisah kemarin tanpa penolakan. Mati konyol. Diguyur hujan dan menjadi kupu-kupu tak berwarna. Merasa merdeka untuk mencintai
Tertidur dan terlelap
Tak berteduh dalam naungan yang tepat
Hanya pasrah, diam membatu dan seolah memberontak namun tidak sepenuhnya
Waktu kebodohan berkuasa
Gagal mematikan jerat rayuan
lagi, lagi dan lagi.
Sudah terlalu banyak pekarangan yang kotor, yang sengaja di tabur
Ini bukan yang pertama, kacau pun tak terkendali
Sungguh, terlalu gamang. Lesap dalam berbagai-bagai duka luka. Kesepian, kesendirian