Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Itu dan Kisah Cinta yang Ganjil

16 April 2022   19:07 Diperbarui: 16 April 2022   19:53 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ucapan anda hari ini memberi kesadaran. Anda dan perempuan itu berujung "Tak". Tidak lagi berteduh pada harapan akan anda. Ini bukan lagi tentang berjarak pada waktu yang tak satu waktu, lebih kepada undang-undang moral.

Kini, perempuan itu harus mampu ikhlas. Tak layak untuk merdeka mencintai cinta orang lain. Anda memilih bahagia bersama yang lain.

Kisah cinta yang ganjil antara anda dan perempuan itu telah sudah. Kebenarannya, satu hati, satu cinta, satu perempuan. Luka dan kesadaran ternyata mampu membuat hidup terasa hidup, perempuan itu hari ini mampu menertawakan diri sendiri. Cinta, rasa dari memori rumit. Perpisahan tak semenyakitkan itu, perempuan itu dan kisah cinta yang ganjil berakhir tanpa saling memusuhi. Tak lagi ada kebencian, tak lagi merasa paling benar.

Jujur, sebelum hari ini, sebelum apa yang anda bukakan, perempuan itu masih berkali-kali berharap dijadikan rumah oleh anda. Selepas ucap dari anda, itu hanya harap yang tidak bisa lagi diharapkan. Entah kebetulan, entah tidak, hari ini pun tepat sebulan sesudah hari lahir perempuan itu dan bulan ini, bulan dimana anda dilahirkan.

Perempuan itu akan menerima bahwa kisah cinta tak selalu indah, perlu penerimaan dan rasa maaf.  Anda hanyalah kenangan yang pernah menawarkan bahagia. Persinggahan sesaat. Seperti intermezo. Ah, begitulah cinta.

***
Rantauprapat, 16 April 2022
Lusy Mariana Pasaribu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun