Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dahulu, Aku Ingin Menjadi Selalumu

22 Maret 2021   00:00 Diperbarui: 22 Maret 2021   00:50 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kukira, kesejahteraanku adalah kesejahteraanmu. Perkiraanku keliru. Kini itu hanya omong kosong. Aku sudah meletakkan asa untuk bersamamu. Kuakui. Dahulu, aku ingin menjadi selalumu. Namun tidak lagi.

Roham nga mubah. Dang tarpilit ho di au. Ada kecemburuan yang tak bisa kupahami memang. Sudahlah, aku/kamu hanya jarak yang tak bisa ditempuh.

Hatiku telah dingin, sedingin dinihari terhadapmu. Memang ada kengerian dan ketakutanku juga benci untukmu. Aku sungguh ingin lupa tentangmu. Aku sudah kalah. Jatuh. Dan berakhir. Jika ini tentangmu. Tak lagi mampu kalah-mengalah demi kebersamaan.

Tadinya, aku berharap bahwa kamu adalah jawaban dari pertanyaanku. Jawaban dari ketakutanku. Hingga, aku ingin menjadi selalumu. Sekarang ini, hati dan logikamu tak terima lagi keterbatasanku. Perlahan, kenanganmu yang tertinggal akan terhapus dari linimasa hatiku.

Jujur, aku sakit dan terluka. Aku sering berpura-pura. Aku ingin beristirahat. Tak mengisi ruang dalam hatiku dengan beraromantika asmara. Maret, menjadi bulan yang memerlukan kekuatan lebih untuk menjalani. Ada perpisahan yang bertamu. Dan ada kesadaran untuk menerima kenyataan.

Ya, luka ini tak begitu mudah untuk sembuh. Hu, bagaiman pun. Dahulu, aku ingin menjadi selalumu. Ya, hanya dahulu. Aku tak mungkin lupa, aku sudah kehilangan kepercayaan terhadapmu.

***
Rantauprapat, 20 Maret 2021
Lusy Mariana Pasaribu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun