Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Boasa Mubah Roham?

19 Maret 2021   00:00 Diperbarui: 19 Maret 2021   00:03 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Begitulah hati, datang dan pergi. Rapuh. Bertahan dalam keegoisan
Bertahan dalam harapan. Konyol bukan. Mubah roham. Kenapa? Kenapa hatimu berubah?
Seketika aku menitikkan air mata. Meratapi kesedihan. Aku tidak makan dan tidur dengan baik. Tidak memperdulikan keberadaanku dengan seutuhnya.

Satu kata yang kurasakan, menyesal.

Ya, aku menyesal akan kehadiranmu. Menyesal kenapa saat itu kau bertanya, bagaimana jika kau memasuki kehidupanku! Demikian, hati dan genggamanmu tak bisa dipaksakan. Memilih untuk pulang atau pergi. Itu adalah pilihan. Berkali-kali aku berharap, namun aku tahu itu tak ada gunanya kini. Untuk apa bertahan dalam harapan, sementara diri sendiri sadar bahwa itu harus dipadamkan. Karena akan berujung pada kesia-siaan.

Hatimu telah berubah. Kerinduan dan ketidakrinduanku tak lagi mampu bersuara. Boasa mah mubah roham? Aku lama mempertanyakan hal itu. Namun saat ini, aku tak ingin lagi menunggumu. Tak ingin lagi menujumu. Biarlah kau laju ke mana yang diinginkan hatimu. Keterasingan ini, tak ingin hatiku lagi mencairkan.

Tertinggal kenangan. Aku menyesal mengenal dirimu, tapi aku sadar aku tak berhak menghakimimu. Karena ada bahagia yang tercipta darimu. Sesungguhnya, kau itu adalah pertanyaan yang menyusahkanku. Sangat-sangat menyusahkan diriku.

***
Rantauprapat, 17 Maret 2021
Lusy Mariana Pasaribu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun