Perempuan itu berdosa terhadap dirinya sendiri. Hari ini, ia membiarkan dirinya terluka. Merasakan kesedihan. Berharap akan sesuatu. Ah, sekiranya sesuatu itu tak berkhianat pada harap. Ya, perempuan itu sadar bahwa peta yang sudah berbeda ada di perjalanan hidup yang ia lalui.
Ini hanya tentang ketidakseiramaan yang tak lagi bisa diharapkan. Tentang kerinduan. Juga tentang kesedihan. Perempuan itu tidak tahu sebelumnya bahwa jatuh cinta yang terjalin dalam jangka waktu singkat, membuat musim patah hati begitu menyesakkan.
Namun. Perempuan itu tahu, bahwa ia harus menerima. Walau dengan terpaksa lalu terbiasa. Peta yang sudah berbeda ini, membutuhkan kesabaran dan keberanian dari dalam diri perempuan itu sendiri. Malam ini, ia tak bisa menahan diri dari hujan duka luka yang membuat air mata berjatuhan dari mata telanjangnya. Merasakan senyap, sepi dan sunyi.
Sudah dipastikan. Peta yang sudah berbeda pada perempuan itu menjadikan ia kehilangan kepercayaan. Menuai yang seharusnya tidak ia tuai. Risau dan tidak baik-baik saja.
Hey perempuan, jangan biarkan sulit dan rumit menguasai hati dan pikiranmu. Kau tahu, kau itu istimewa. Jangan paksakan genggamanmu terhadap sesuatu yang tidak ingin digenggam. Yang jelas, selama kau masih bernafas dan selama bumi masih ada. Harapan itu tak akan sirna. Jangan patahkan hatimu karena peta yang sudah berbeda itu. Abaikan saja sesuatu yang harus kau abaikan.
***
Rantauprapat, 16 Maret 2021
Lusy Mariana Pasaribu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI