Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup dan Cinta, Seni yang Menimbulkan Banyak Emosi

12 Maret 2021   00:00 Diperbarui: 12 Maret 2021   00:01 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ah, menyulitkan memang.
Sebab ini hidup yang bukan benar-benar hidup. Tidak ada kesediaan menerima yang sungguh-sungguh.
Pertanyaan seperti, kenapa dan mengapa tidak selalu ada jawaban. Disabilitas yang menyeret diri jatuh pada dosa yang merayu. Melahirkan kemarahan, kesepian dan dosa.

Hu, kehabisan hasrat untuk menikmati hidup.
Dikira itu kepercayaan dan cinta.
Namun hanya untuk memberi rasa sakit dan meninggalkan.
Cinta yang menjadi tapi tidak memiliki. Melahirkan ketakutan, kecemasan, dan kehilangan.

Dalam diam yang panjang, terkadang menyesali semuanya. Apa selama hidup, kemalangan seolah enggan beranjak dari hidup. Pada suatu hari yang lain, ingin mati. Bukan hanya karena cinta yang memberi luka dan patah hati. Terlebih karena hidup yang tanpa adanya keberterimaan.

Takut sendiri.
Takut kegelapan.
Hanya itu yang setia ada pada hidup.
Kehabisan kepercayaan.
Terhadap hidup.
Terhadap cinta.
Menjadi pencuri di halaman beranda dunia yang sunyi sepi.
Sering mata terbuka untuk mengundang tamu-tamu yang tak seharusnya masuk, demi kenyamanan sesaat.

Menjadi gelisah dan gentar. Tawar hati. Sungguh mengusik dan tertekan. Mencipta sejarah yang penuh riwayat luka.
Hidup dan cinta, seni yang menimbulkan banyak emosi. Ingin berada di entah, melarikan diri dari kenyataan hidup. Sayangnya itu mustahil. Yang bisa dilakukan hanya berpura-pura dan bersembunyi.

Lantas, jika terus berkutat pada ketidakberdayaan dan ketidakberterimaan, bagaimana mungkin akan mendapatkan ketenangan teduhan. Mendapatkan kemurahan Tuhan dalam menjalani hidup yang tersisa!

***
Rantauprapat, 11 Maret 2021
Lusy Mariana Pasaribu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun