Aku sudah menemukan aroma penghapus kenangan dari kisah cintaku yang terdahulu. Kini, sudah ada cinta baru yang tumbuh di hatiku. Ada harapan yang ingin kuraih kali ini.
Sudah beberapa waktu ini, aku sedang basah. Basah oleh hujan berkat, kehadiran seseorang yang tak pernah kuduga sebelumnya. Ya, kamu, seseorang yang sudah mementahkan duka karena ketakutan pun kesendirianku. Sungguh, aku ingin menggapaimu.
Kamu yang bertamu dan mendekat ke arahku, menghadirkan aroma penghapus kenangan. Tanyamu kala itu, bagaimana jika aku masuk di kehidupanmu? Sejenak aku terdiam, namun itu pertanyaan yang kusyukuri. Dan, apakah aku juga seseorang yang akan menjadi aroma penghapus kenangan dari kisah lalumu? Kuharap demikian adanya.
Rasa ini. Aku sungguh ingin tidak lagi berkhianat pada harap. Aku ingin bersamamu, menemani kisah hidupku. Dengan segala kesulitan yang akan ada, barangkali demikian. Bersama bahagia yang menari-nari, tentu aku tak boleh mengabaikan keberterimaan. Aku ingin menuju dirimu, lantas apakah itu akan beriring  dengan realita. Aku hanya bisa menyemogakan itu dalam doa dan usaha yang kumampu.
Yah, terhadap kamu, seseorang yang memberikan aroma penghapus kenangan dari kisah laluku. Aku sudah memutuskan untuk berpaut dan melepaskan keraguan terhadap diriku sendiri. Padamu, kuingin menggapai cinta yang sesungguhnya. Semoga yang kusemogakan pun menjadi semogamu.
Dan kita, sama-sama menjalani setiap tanda baca yang harus dihadapi hingga kita berada di pencapaian hasil yang berada di titik. Ada kalanya lampu kuning, merah dan akhirnya kembali hijau. Bisakah kita seperti itu? Semoga akan menjadi nyata.
***
Rantauprapat, 20 Februari 2021
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H