Malam ini tak seperti kemarin. Barisan  duka yang ada dalam pandang hidup, perlahan berguguran. Ada sesuatu yang mencairkan keterasingan.
Lama sudah hati tak damai sejahtera.
Tapi tidak malam ini. Senyum yang sudah lama gugur, kembali mekar di malam ini. Tenang teduh yang seharusnya tidak boleh direnggut dari jiwa.
Pada perkataan bibir yang disangka untuk menjatuhkan, biarlah hati yang akan memahami maksud sebenarnya. Karena sesungguhnya, itu untuk kebaikan semesta. Dimana cinta dirasa, tak akan membiarkan tenggelam dalam kesalahan lagi kesia-siaan.
Mencairkan keterasingan, itu adalah inginku. Kenapa, karena engkau seorang yang kuharapkan tak tersesat di dunia keangkuhan. Untuk apa menggegam erat sesuatu yang sudah tahu salah. Apa lagi menjadi manusia yang berpangkat Tuhan.
Masih mempunyaikah hati nurani dan perduli pada kesulitan jiwa? Biarlah terpaut pada kebenaran. Mencairkan keterasingan, agar tidak tersesat dalam kerumitan apa lagi dalam gelapnya kesukaran.
Terhempaslah pada tenang teduh. Kebahagiaan akan tumbuh di relung hati.
***
Rantauprapat, 10 Februari 2021
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H