Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencintai yang Sia-sia

24 Desember 2020   00:00 Diperbarui: 24 Desember 2020   00:03 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia? Melakukan kebohongan demi sebuah perhatian, yang nyatanya tidak kamu dapatkan. Kamu berkata-kata seorang diri. Kamu marah dan berbuat dosa.

Sudah lama kamu berpeluk erat dengan dusta. Menjadi seseorang yang mengisi diri dengan hal-hal yang pandir. Mencintai yang sia-sia.

Seharusnya kamu lebih tenang, berjalan dengan tenteram. Pagi tadi, kamu menemukan sebuah pagi yang terasa malam. Menjalani hari tanpa surya. Malam ini, yang kamu temukan sepi sunyi yang hampa.

Sampai kapan, kamu jatuh pada kesia-siaan?
Saat ini, tak kamu temukan hidup yang memberikan nada-nada penerimaan dan kebahagiaan yang tenang teduh.

Kapan kamu akan kembali pada jalur kebenaran? Memiliki semangat hidup yang tak lekas pudar dan menciut.

Untuk apa kamu memiliki catatan khusus atas marabahaya yang kamu lakukan. Memelihara kesia-siaan atas rasa cemas yang sebenarnya tidak begitu. Memikirkan perkara yang tidak seharusnya dipikirkan.

Kenapa kamu harus menyerah di hadapan ketidakpastian yang sempurna? Kamu seperti ranting-ranting yang patah, seperti pohon anggur yang tak riap tumbuhnya.

Sesungguhnya kamu tidak kesepian. Tapi kamu yang membuat dirimu kesepian. Resah, menyedihkan. Menggugurkan keteguhan hatimu sendiri. Mencintai yang sia-sia.

Terlelap bersama kebodohan. Terlihat menderita, padahal sama sekali tidak. Kamu itu seseorang dengan karakter yang bebal. Ini musim dingin, sampai kapan kamu terjebak dalam keadaan dingin yang mengakibatkan luka dan tekanan.

Jika mencintai yang sia-sia bisa membunuh keteguhan hatimu, lantas untuk apa itu kamu teruskan? Entah, aku hanya ingin bertanya. Karena kamu sungguh tak terbaca.

***
Rantauprapat, 23 Desember 2020
Lusy Mariana Pasaribu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun