Untuk L!Â
Bukankah, kekhawatiran tidak akan menambah sehasta apa pun dalam hidup. Namun masih saja kamu dikuasai kekhawatiran yang berlebih.
Kamu sudah berdoa dan mempunyai Tuhan di hidupmu. Saat hal-hal yang absurd terjadi, kamu seakan lupa pada Tuhan, kamu pun menjadi khawatir yang berlebih.
Ah, sungguh berbahaya memang. Sejak kamu dikuasai kekhawatiran yang berlebih, keberterimaan sulit untuk kamu terjemahkan. Dan lagu sendu yang hanya kamu putar pada daftar galeri musikmu.
Atau mungkin juga, saat kamu merasa bahaya sebab merelakan dirimu dikuasai keadaan yang khawatir. Maka sebenarnya keadaan kamu makin terasa berbahaya.
Sejak kamu dikuasai kekhawatiran yang berlebih, berbahaya untuk dirimu sendiri. Rasa tenteram sudah kabur dari hatimu. Tidak lagi tenang teduh. Kamu merasa kalah dan gamang, seolah hari-harimu tidak akan baik-baik saja.
Tidakkah segala yang berlebih, akan membuat kamu berasa ada di entah. Jauh dari kebenaran.
Wahai kamu, buat apa ciptakan riwayat luka karena kekhawatiranmu yang berlebih. Sebaiknya kamu menghilangkan segala khawatirmu, hingga prahara tidak lagi menjadi bagian hidupmu.
Mungkin, rasa kekhawatiranmu tidak begitu mengkhawatirkan sebenarnya. Cukup sudah, harusnya kamu meninggalkan segala suram yang menyesakkan hati.
***
Rantauprapat, 20.12.20
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H