Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pohon Anggur yang Pernah Riap Tumbuhnya

15 Oktober 2020   00:00 Diperbarui: 15 Oktober 2020   00:00 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan itu pernah seperti pohon Anggur yang riap tumbuhnya. Menghasilkan buah yang baik lagi banyak. Namun, Di semestanya yang luas, dia tergoda oleh angin Timur.  Meruntuhkan dan menghancurkan buahnya yang baik tadi. Mempersembahkan malamnya pada estafet yang penuh kepalsuan dan rahasia-rahasia.

Dia seperti sepotong ranting kering yang terapung di air. Semak dan rumput duri sudah tumbuh  di antara kerumunan aktivitasnya. Perempuan itu sudah menanggung malu untuk dirinya sendiri, dan meratap karenanya.

Perempuan itu sudah membajak kebodohan. Menyusup lincah hanya untuk merasakan malam yang bisa memberikan kenyamanan semu, menghujani hari-hari yang dia lalui dengan hal-hal yang unfaedah.  Merona terhadap pemikat yang sesungguhnya adalah kesalahan. Dia telah menuai kesalahannya dan memakan buah kebohongan yang dilakukannya.

Sekarang, keriuhan bak perang timbul di dalam hati dan pikiran perempuan itu. Perempuan itu menyesal atas segala kompromi dahsyat  yang sudah dia lakukan. Memberikan duka hati yang tiada henti.

Namun, perempuan itu memiliki alasan untuk melakukan kebodohan itu. Dia pernah mendapatkan kegembiraan melalui kebodohan itu, walau hanya kegembiraan sesaat.

Kini, perempuan itu tidak lagi menjadi pohon Anggur yang riap tumbuhnya. Apakah dia akan selalu terjerembab dalam hal ini? Entahlah

*Riap = bertambah besar

***

Rantauprapat, 13 Oktober 2020
Lusy Mariana Pasaribu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun