Tanpa ragu, siang di penghujung bulan September 2020 pada pukul 12:39 WIB, akhirnya aku berani mempertanyakan pertanyaan yang lama ada di kepalaku. Aku pun mendapati jawaban dari pertanyaanku. Sungguh aku tidak menduga, atas perlakuan itu.
Rasa abai dan ketidakadilan, betah bermukim di pintu kesadaran mereka. Di ketidaktahuanku, mereka membiarkanku berdiri dengan harap. Padahal, mereka diam dan meninggalkanku.
Kini, aku seperti kupu-kupu yang kehilangan sayap. Resah dan terbakar kekecewaan. Setidaknya hari aku paham atas pertanyaan yang lama kupendam.
Kini, ada kesadaran yang bertamu di kepalaku. Aku tidak boleh membiarkan diriku putus asa. Terus-menerus mempersalahkan mereka. Dan amarah akan menyelinap di hatiku.
Aku memilih mengubah keadaan perasaanku. Menerima peristiwa atas jawaban yang kuterima. Walau sulit, aku akan memeluknya dengan kerelaan yang berujung pada keikhlasan. Tak ingin kehilangan harapan.
Kesadaran yang bertamu di kepalaku masih memberikanku sebuah harapan. Harapan adalah saksiku untuk berjuang dalam hidup. Helai-helai kekalahan, tak akan buatku ketakutan.
***
Rantauprapat, 30 September 2020
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H