Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Masa Penerimaan

8 September 2020   21:45 Diperbarui: 8 September 2020   21:54 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku mendapati banyak hal yang patut kusesali. Pada dunia yang penuh hiruk pikuk, terkadang aku ingin berada dalam dunia yang sunyi. Karena sebenarnya aku enggan menyaksikan lagi, sejarah yang dahulu kembali terulang. Sejarah ketidakadilan, aku benar-benar tahu ada topeng kepentingan yang sudah membuatku kembali tersesat.

Waktu tidak akan ambil perduli terhadap apa yang terjadi. Entah itu akan membunuh dan mematikan perasaan. Realita hidup tak selalu mengajarkan arti penerimaan, yang ada malah serapah kepalsuan lagi kebencian.

Dengan sengaja, merebut senyuman dan kedamaian hatiku. Membuat palung jiwaku terpahat kemarahan. Tak bisa kupungkiri, aku sungguh kecewa.

Dengan perasaan kesal, aku mencoba berada dalam masa penerimaan. Walau nyata yang kualami, menelan partikel harap yang kuinginkan. Meski aku menyukai sebuah penerimaan. Saat aku bertemu dengan ketidakadilan, masa penerimaan sulit berada di sisiku.

Aku hanya bisa diam, saat hal-hal yang terjadi dalam hidup menindih perasaanku dengan kelelahan dan kepenatan. Dalam banyak kisah perjalananku, pada akhirnya, tentang ketimpangan yang kualami, aku yang harus memilih, apakah aku perduli atau tidak perihal penerimaan yang harus kupilih.

Sebab waktu tak akan terhenti dan akan terus berjalan tanpa menerima apa yang kupilih. Aku yang harus memahami, bagaimana cara untuk menerima penerimaan terhadap nyata yang kualami.

***
Rantau Prapat, 08.09.2020, 21:33
Lusy Mariana Pasaribu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun