Ini kisah sang perempuan puisi
Ketika ia mengingat masa lalu, menjalani masa kini dan berharap akan masa depan. Ia memilih dan memutuskan untuk membawanya ke dalam jejak-jejak aksaranya.
Bersama ribuan kata yang akan memenuhi kisah dalam aksara puisinya, sang perempuan puisi berlarian untuk mendapatkan makna yang diinginkan hatinya.
Di dalam perpustakaan nalar dan hatinya, sang perempuan puisi akan melahirkan anak-anak puisinya. Entah mengapa, terkadang ia membiarkan dirinya terjebak dan bersembunyi di balik deretan aksara.
Karena sebagian besar narasi si perempuan puisi ditulis untuk menyelamatkan kesehatan jiwanya. Dan, keistimewaan terbaik dari narasi tentang si perempuan puisi adalah kemerdekaan hati yang akan diterima olehnya.
***
Lusy Mariana Pasaribu
[Rantau Prapat, 24 Agustus 2020]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H