Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Katamu adalah Akhir Segalanya

17 Agustus 2020   21:24 Diperbarui: 17 Agustus 2020   21:28 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, ratap seakan enggan pergi dari hatiku. Tak ada asa untukku, genggamanku kini telah terlepaskan. Aku ingin menyerah.

Penolakan diri bercengkerama hangat dengan jiwaku. Amarah menggoda hatiku. Aku mendengar apa yang kau ucapkan. Dan bagiku, sumpah serapah dan katamu adalah akhir segalanya.

Hatiku telah mati, tapi aku membiarkan hatiku pura-pura menyala untukmu. Aku tersandera dalam kegelisahan hati, aku tak bisa menerima kemerdekaan darimu.

Meskipun aku telah merajut cerita cinta di duniamu, tapi yang kuterima darimu adalah luka dan ketidakwarasan. Kau sudah menunjukkan arah yang berbeda dariku.

Aku tak ingin menyimpan luka ini tapi aku tak bisa. Luka ini mungkin tak akan pernah sembuh, karena hari ini aku telah menguburkan hatiku untukmu.

Airmata membasahi hati dan jiwaku.

***
Rantau Prapat, 17.08.2020
Lusy Mariana Pasaribu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun