Kutulis puisi berdasarkan alasanku bisa mencintaimu. Barangkali kau seseorang yang tidak menyukai puisi, suatu hari akan membacanya.
Seperti hujan yang tak mengenal lelah, untuk jatuh berkali-kali. Begitulah aku, yang tak mengenal lelah untuk jatuh berkali-kali dalam cintamu.
Setelah mengenalmu, di sepanjang hidupku, aku dipastikan sudah memiliki teman hidup.
Darimu aku belajar, tentang menahan diri dan memerdekakan hati dengan jiwa yang bersabar. Bagaimana tidak, kau yang lebih sering mengalah demi menyenangkan hatiku. Kau memberikan selaksa cinta yang kunamakan kebahagiaan.
Namun, di antara kebahagiaan yang kau berikan terkadang juga membuatku tenggelam dalam kerumitan, disertai pertengkaran yang timbul. Tapi hal-hal yang seperti itu, memang harus ada dalam jalan cinta kita. Itu suata bumbu perekat dalam hubungan bukan.
Saat banyak kupu-kupu cantik lagi indah pun memikat yang mengusik rasamu, jika kau mau, sebenarnya hal seperti itu dapat kau raih. Namun, kau tak melakukan itu, kau mengajariku tentang menjaga kepercayaan.
Kau tak ingin, menghanguskan rasa cinta yang telah kau miliki. Tak mau membuatku bercumbu dengan airmata kesedihan. Rasa cinta adalah kepastian yang harus dijaga.
Kau itu kasihku, yang sudah memutuskan bahwa kita harus saling menerima, saling menguatkan dan saling mencintai. Menjadi kekasih jiwamu, menjadikanku seseorang yang istimewa. Istimewa di hatimu.
Apa yang membuatku mencintaimu? Ya, alasanku mencintaimu itu adalah keseluruhan tentangmu adalah sisi positif bagiku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H