Karenanya, aku harus menerima luka darimu. Kau begitu egois, demi dirinya yang sudah menyakitimu berkali-kali, kenapa tetap saja kau memberi hati padanya
Dia sudah pernah meracuni hatimu dengan perkataan yang beracun, aku marah kau diperlakukan seperti itu. Tapi lagi-lagi kau kembali padanya dan menghempaskan aku
Dengan sadar kau malah meracuni hatiku dengan virus amarah. Sungguh menyedihkan bukan, aku tak suka kau disakiti, tapi kau membiarkan dirimu disakiti olehnya. Kini marahku bukan hanya padanya tapi juga padamu
Hatimu sudah tumpul padanya, hingga menerima segala tingkah lakunya. Bahkan kau rela menyiksa hatiku demi dirinya, bukankah aku harusnya lebih penting dari dirinya. Kau yang mengatakan padaku, bahwa aku adalah bintang di hatimu
Aku patah hati, kehilangan cahaya dan berada dalam kegelapan karena perlakuanmu padanya. Aku ingin memberontak dan bersembunyi jauh darimu, tapi aku tak sanggup. Aku akan berprahara dengan hatiku sendiri, jika melakukan hal itu. Sebab aku tahu dan aku sadar bahwa kau adalah relasi pertamaku
***
Lusy Mariana Pasaribu
[Rantauprapat, 01 Agustus 2020]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H