Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pohon Kebaikan

27 September 2020   07:07 Diperbarui: 27 September 2020   07:15 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika bersedih, hingga hujan airmata terjatuh. Menyeret diri pada kemarahan. Kebaikanlah yang menyelamatkan hati dari rasa marah.

Saat dahan-dahan hati kehilangan kepercayaan, dan menyisahkan warna ragu yang akan menghitam. Tuhan datang pun memberi pohon kebaikan pada hati. Hingga hati akan menemukan kembali pencerahan dan kesadaran.

Saat hati bebas berkeliaran tanpa arah, terjatuh dalam daya pemikat yang keliru. Maka kebaikan akan menjadi rumah untuk kembali pulang. Kebaikan adalah hal yang dibutuhkan hati sebagai udara segar untuk menjadi lebih baik.

Sepertinya, kebaikan memang memiliki warna indah yang bersinar. Kepada pohon kebaikan, hati ingin ditenggelamkan di dalammu.  Karena kebaikan akan terukir indah dalam hati.

Dan seharusnya, pohon kebaikan terus dirawat dan dipelihara dalam hati. Agar pohon kebaikan itu tidak mengering, mati dan terbunuh.

***

Rantauprapat, 29 Juli 2020
Lusy Mariana Pasaribu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun