Ketika bersedih, hingga hujan airmata terjatuh. Menyeret diri pada kemarahan. Kebaikanlah yang menyelamatkan hati dari rasa marah.
Saat dahan-dahan hati kehilangan kepercayaan, dan menyisahkan warna ragu yang akan menghitam. Tuhan datang pun memberi pohon kebaikan pada hati. Hingga hati akan menemukan kembali pencerahan dan kesadaran.
Saat hati bebas berkeliaran tanpa arah, terjatuh dalam daya pemikat yang keliru. Maka kebaikan akan menjadi rumah untuk kembali pulang. Kebaikan adalah hal yang dibutuhkan hati sebagai udara segar untuk menjadi lebih baik.
Sepertinya, kebaikan memang memiliki warna indah yang bersinar. Kepada pohon kebaikan, hati ingin ditenggelamkan di dalammu. Â Karena kebaikan akan terukir indah dalam hati.
Dan seharusnya, pohon kebaikan terus dirawat dan dipelihara dalam hati. Agar pohon kebaikan itu tidak mengering, mati dan terbunuh.
***
Rantauprapat, 29 Juli 2020
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H