Saat cinta bertukar tempat dengan rasa sakit, kepercayaan digantikan khianat. Buatku rapuh, resah dan marah. Aku dirundung nestapa. Yang kubisa hanya menangis di dalam syair dan puisiku yang hampa.
Cinta, cinta, cinta tak bermata. Tertipu daya oleh rasa. Berkorban air mata yang sia-sia. Menguras emosi dalam kebodohan duka. Terlena, meratapi yang tak berguna. Aku tak dapat mengendalikan diri, bersekutu dengan rentetan kehancuran hati
Dengan sadar membiarkan dinding-dinding hatiku ditiduri sepi. Gemuruh sering kali ada di susunan cerita dalam sukmaku. Hingga lupa, ada yang lebih berharga. Sungguh, aku ingin berbenah
Aku tersenyum seketika. Kuhapus air mata. Lepaskan baju dukacita. Bersimpuh dalam doa. Tuhan, kuatkan aku insan lemah yang tak berdaya. Tuntun aku melangkah meraih asa. Menggapai cinta yang sesungguhnya. Aku percaya, waktu itu akan tiba.
***
Katedrarajawen dan Lusy Mariana P
[06.07.2020, 21:17]