Tak usah lagi mendekat padaku.
Aku tak lagi perlu hadirmu, jika hanya luka yang kau rasakan dariku
Luka katamu? Padahal aku hanya merotasi hatiku dari keganjilan yang kau buat
Lebih baik kau pergi dan menjauh dariku, tak masalah jika kita sudah tak sejalan. Tanpamu, hamparan semestaku akan tetap baik adanya
Kau yang membuat kita berjarak, kenapa kau seakan membenarkan diri atas nama persahabatan. Memanjatkan doa untuk pembenaran. Sungguh aku lelah atas sikapmu. Aku tak lagi kuasa menahan diriku atas tuduhan yang tak mendasar darimu
Aku tahu keterbatasanku dan aku sadar kau lebih memikat dariku. Bukan berarti kau tak pernah salah. Haruskah kau mengalami disabilitas nurani? Hingga tak ada kejujuran di ladang hatimu
Mungkin kau tak sadar, kau lah yang menciptakan kepedihan itu di hatimu. Kau tak berdamai dengan dirimu, kau tak berani mengakui kesalahan yang telah bermukim di perjalanan hidupmu
***
Lusy Mariana Pasaribu
[28 Juni 2020, 09:36 WIB]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H