Awal bergabung di K, aku bahkan tak paham tentang label ini. Ya, yang kumaksud adalah label pilihan yang disematkan pada artikel penulis. Aku paham dan mengerti tentang label setelah beberapa bulan bergabung di K.
Dan jujur, aku merasa senang jika artikel yang kutulis diberikan label pilihan oleh admin K. Puisi yang pertama kali kutayangkan di K, pada tanggal 5 November 2018 itu ternyata dilabeli pilihan. Itu berjudul "Tak Seirama", walau aku menyadarinya setelah sekian bulan, Haha. Maklumlah masih pendatang baru kala itu.
Waktu terus melaju dan hingga saat ini tanggal 22 Juni 2020 aku menulis artikel ini, aku masih menayangkan artikel puisi dan sebagainya di platform blog K. Dari data statistik K, jumlah artikel yang sudah kutayangkan berjumlah 527 dan artikel pilihan berjumlah 270.
Dari hal ini terlihat, artikel yang tidak dilabeli pilihan berjumlah 257. Beda tipis lah atau hampir setara jumlahnya dengan artikel yang diberikan label pilihan. Dan belum satu pun artikelku pernah mendapatkan label artikel utama. Eh, pernah sekali tanggal 16 Mei 2019. Tapi sayangnya dibatalkan, parahnya label pilihan pun tidak. Awalnya aku kecewa dan marah, tapi kini aku sudah berdamai dengan keadaan itu.
Mendapatkan label dari admin K yang aku tak pernah tahu orangnya dengan pasti, itu bukanlah sesuatu yang mudah. Itu hak mutlaknya admin. Aku pernah menulis dengan maksimal tapi dilabeli pilihan pun tidak. Tapi aku pernah menulis biasa saja, malah dapat label pilihan. Dan aku tak pernah mempermasalahkan hal itu. Dilabeli pilihan atau tidak, artikel itu tetaplah jejakku berkarya dan aku yang menulisnya.
Perihal judul di atas, "Hey Kompasianer, Apakah Kau Malu Jika Artikelmu Tak diberi Label?"
Ini juga tertulis karena fenoma yang terlihat olehku. Yang kumaksud malu jika artikel tak diberi label adalah, kers akan menghapus artikelnya jika tak diberi label oleh admin K.
Jika aku yang harus menjawabnya sebagai kompasianer, jawabku pastilah tidak. Terbukti dari data statistik K yang ada pada akunku sendiri. Aku membiarkan artikel yang tak berlabel pilihan tetap bertahan dan tak berniat memusnahkannya.
Jika kers lain yang harus menjawabnya, apa yang dijawab?
Hey Kompasianer, Apakah Kau Akan Malu Jika Artikelmu Tak diberi Label?
Mungkin ada yang malu, hingga menghapus artikelnya jika tak diberi label. Mungkin juga tidak, sama sepertiku. Dan membiarkan artikel yang tak berlabel tetap bertahan di akun K nya.
Dan jika ada kers yang malu kalau artikelnya tidak diberikan label oleh admin K (JIKA ADA YANG MALU ya), malu pada diri sendiri. Aku hanya ingin bertanya. Adakah kegelapan menyelimuti hatimu jika artikel yang sudah capek-capek kau tulis, setelah kau tayangkan  malah tidak diberikan label oleh admin K ?. Entah adminnya sedang tidur atau admin lupa memberikan label itu pada artikelmu. Bukankah label atau tidaknya itu adalah hak dan perspektifnya admin saja, dan sebenarnya bukan menjadi permasalahan berat jika artikel kita (kers) tak diberikan label.