Apakah sebuah kejahatan ketika kompasianer memberikan nilai (rating) tidak menarik pada artikel kompasianer lainnya, menurut saya pribadi itu bukanlah sebuah kejahatan dan sah-sah saja. Karena penilaian artikel itu hak setiap kompasianer (kers) dan tidak ada ketetapan di kompasiana, tidak boleh memberikan rating tidak menarik pada artikel kers yang sudah ditayangkan.
Saya pribadi mengalami hal itu, artikel yang sudah saya tayangkan di kompasiana beberapa kali ditanggapi dan diberi nilai tidak menarik. Baik itu artikel fiksi atau artikel non-fiksi (gaya hidup,dan lainnya). Kers yang memberikan nilai tidak menarik pada artikel saya, mempunyai opini dan sudut pandang yang berbeda dengan saya.
Bahkan pernah yang memberikan nilai itu, dari penulis artikel fiksi (puisi), yang berarti seirama dengan saya. Dan itu kali pertama saya mendapatkan nilai tidak menarik, lupa di artikel fiksi yang judulnya apa. Tapi itu di tahun 2019 dan dari kers yang saya pernah mendapatkan ide berpuisi darinya. Kers yang pertama kali memberikan nilai tidak menarik itu adalah bang Puhid Akhdiyat Septana.
Lantas, apakah nilai tidak menarik itu diberikan secara TAK SENGAJA? seperti banyak komentar kers di artikel hobi yang baru saya tayangkan di kompasiana per tanggal 17 Juni 2020 pukul 07:07 WIB. Yang berjudul : Kompasianer, Kenapa Harus Berkomentar dan Beri Nilai Sebanyak Dua Kali di Artikel yang Sama?. Kemungkinan tak sengaja mungkin ada, tapi kenapa kita tidak memikirkan kemungkinan yang lain. Bahwa artikel kita memang tidak menarik.
Dan nilai tidak menarik baru-baru ini saya dapatkan pula, di artikel hobi yang baru saya tuliskan judulnya di atas. Dari tujuh penilaian yang disediakan pihak kompasiana, saya mendapatkan ke tujuh kategori rating itu. Walau rating terbanyak itu, nilai :
1. Menarik
2. Bermanfaat
3. Aktual
4. Inspiratif
5. Unik
6. Menghibur (hanya ada 2 kers yang vote menghibur)
7. Tidak menarik (hanya satu kers yang vote nilai tidak menarik).
Dari 66 vote yang saya terima, ada satu vote yang tidak menarik. Seperti judul artikel ini : Nilai Tidak Menarik pada Artikel, Sah-sah saja. Dan sah saja dari 66 vote, terselip satu yang vote tidak menarik.
Dan yang memberikan nilai tidak menarik itu, kers yang lebih cenderung menulis artikel olahraga sepertinya. Kers centang hijau yang bertahap penjelajah, sama seperti akun kompasiana saya.
Mungkinkah ini TAK SENGAJA? entahlah, saya tidak mempermasalahkannya. Itu hak kers dalam memberikan nilai. Dan tak bisa dipungkiri mungkin artikel saya yang diberi nilai tidak menarik, itu karena artikel saya tidak memiliki daya tarik untuk kers tersebut.
Kembali pada nilai tidak menarik yang banyak dikomentari di artikel saya yang tayang kemarin (tanggal 17 Juni 2020). Beberapa kompasianer setuju kalau itu ketidaksengajaan, seperti komentar yang diberikan pak Hendro Santosa, jika kita terima vote TIDAK MENARIK dari kers yang sering bertegur sapa itu adalah KETIDAKSENGAJAAN.Â
Dari penjelasan pak Hendro, salah satu kers yang sering bertegur sapa dengan saya. Saya bisa mengatakan bahwa nilai tidak menarik yang saya dapatkan kemarin adalah KESENGAJAAN. hahha. Karena nilai tidak menarik itu saya dapatkan bukan dari kers yang sering bertegur sapa dengan saya di kompasiana.
Ada juga kers yang dominan menulis artikel tentang cengkeh, bang Reba Lomeh memberikan komentar : memberikan nilai tidak menarik itu karena efek jaringan. Mungkin saja ya, Â mungkin saja tidak. Selaras dengan komentar pak Arnold Adoe, vote tidak menarik pasti salah klik. Apakah ini karena letak nilai menarik dan tidak menarik berdekatan? atau seperti yang disampaikan bang Andri Samudera Siahaan, iklan sering kali buat kita salah rate.