Semenjak kepergiaanmu, hujan air mata yang begitu lebat sering membanjiriku.
Aku patah, pun tidak baik-baik saja, Labirin hatiku penuh duka, hingga aku memanen sepi hati dan cara berbahagia pun aku seolah lupa
Perlahan, aku memutuskan berdamai dengan kepergian sebab berpisah darimu. Dan berusaha untuk melanjutkan hidup dengan baik. Membuka lembaran baru tanpamu.
Pun mataku selalu berbinar-binar ketika mengingat potongan demi potongan dari kisah-kisah kita, melihat gambarmu saja sudah cukup menyegarkan relung hatiku
Di episode hidupku selanjutnya
Hanya kepadamu, rindu ini selalu tak akan pernah bisa berkarat
Sebab cahaya cinta yang kau berikan padaku akan terus berpendar di relung hatiku
Di poros waktu yang kulalui
Menyalalah rindu!
Karena aku bukan hanya rindu tapi selalu rindu dirimu, kau itu fragmen indah di gulungan masa laluku
Ini bukan hanya rindu biasa, tapi ini rindu yang merumitkan hati dan jiwaku
Andai aku yang lebih dulu pergi, aku tak akan menghadapi beratnya perpisahan ini
***
Lusy Mariana Pasaribu
[23.05.20] 22:17
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H