Akibat keegoisan diri, mengabaikan aturan. Biarkan diri larut dalam hiruk pikuk godaan dunia, demi kebahagiaan pribadi. Menjadi apatis tanpa rasa keperdulian.
Mungkin rasa bersalah pun tak dimiliki, hingga masih bisa tersenyum dengan pasti. Memang tak ada salahnya untuk tetap tersenyum dengan pasti, tapi janganlah mengabaikan asa orang lain untuk hidup dengan baik. Hingga kata terserah terucap darimu. Dalam realita yang terlihat, kata terserah menunjukkan kebenaran: tak memikirkan urusan orang lain
Jika cinta Indonesia
Bukankah harusnya naluri tidak terpisahkan dari nalar?
Aturan saja tak bisa mengikat diri, lantas mau bagaimana lagi!
Apa yang akan terjadi setelah Indonesia TERSERAHHHHHHH? Entahlah
***
Lusy Mariana Pasaribu
19.05.20 [18:10]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H