Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepalsuan yang Nyata

18 Mei 2020   07:21 Diperbarui: 18 Mei 2020   07:12 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanyut sudah dalam cerita yang penuh kepalsuan
Buat hati bertengger pada kekecewaan dan akhirnya menenggelamkan jiwa pada kepedihan
Yang ada hanya dusta dan kepura-puraan
Bersama detak waktu yang bergulir, pedih tak pernah menjauh pergi
Hati tlah rusak dan tersakiti

Impian dan harapan untuk menyulam cerita bahagia kini sirna dan berakhir pada kehancuran
Cinta yang pernah terasa manis ternyata hanya fantasi belaka
Warna-warna indah yang menghiasi hati hanya topeng dengan bumbu-bumbu rayuan
Ketika kepalsuan yang disembunyikan  terlihat, sungguh hati ini terjerembab dalam luka
Seiring waktu berlalu, luka itu akan menyusut, pergi dan lenyap dari hati
Hingga saatnya akan tiba, hati menjadi lebih baik dari sebelumnya

***
Lusy Mariana Pasaribu
Rantauprapat, 17 Mei 2020 21:14 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun