Karenamu pernah tercipta padang gurun di hatiku, bahkan airmata kesedihan tersimpan di dalamnya
Tanpa sadar, di antara perjalanan waktuku kau melahirkan prahara yang teramat perih
Aku pun merelakan diriku bercengkerama dengan amarah
Kureguk waktuku dengan menyembunyikan diri dari rasa sakit
Tapi aku tak pernah tahu, kau kembali hadir tanpa kuduga
Seperti titik balik, Â kau menyembuhkan luka yang tercipta darimu
Di garis perjalanan hidupku, ada aroma yang kembali berwarna karena kau memberikan nuansa keindahan di jiwaku setelah kau mengguyuriku dengan kalimat-kalimat menyakitkan
Kini, dahan-dahan hatiku yang pernah berguguran kembali pulih dan mulai menari tuk berjalan beriringgan bersamamu
***
Rantauprapat, 30 November 2019
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H