Kebahagiaanku pernah berasal darimu
Bahkan rinduku pun tertuju ke arahmu
Kau buatku merasakan kenyamanan saat bercengkerama denganmu, aku pun melebur dalam harapan indah untuk dicintai olehmu
Hingga, aku tersadar dari apa yang kau ucapkan
Kau tak pernah miliki frekuensi yang searah dengan hatiku
Kau dan aku tak akan pernah beraroma pada kata kita, sebab aku bukan siapa-siapa di dalam hatimu
Aku kembali tenggelam pada kehambaran juga kesunyian
Kini, butir-butir penyesalan berada di hatiku
Kenapa aku membiarkan diriku berlebihan menanggapi keberadaanmu di hidupku
***
16 Juli 2019
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H