Aku tertikam kerisauan bersama luka yang teramat dalam menerpa hatiku. Seakan mata pisau menusuk diriku, tak ada senyuman yang terlihat di wajahku karena apa yang menerpamu
Aku tak ingin melihatmu dipayungi ketakutan dan kegelisahan. Demi kebahagiaanmu, tanpa ragu aku rela dan ikhlas kehilangan. Kau pergi membawa apa yang menjadi bagian dari hidupku. Walau berselimut air mata, aku ikhlas kehilangan demi dirimu. Bagaimana pun kau adalah seseorang yang sangat berarti dan istimewa di hidupku
Rasa kehilanganku akan berganti damai ketika melihatmu dapat kembali tersenyum. Aku harus bisa menerima keseluruhan tentangmu, baik kelebihan maupun kekuranganmu. Aku hanya butuh kau bahagia, walau aku sendiri menangis. Berharap kau akan memiliki alur indah nan bahagia di perjalanan hidupmu, karena kebahagiaanmu akan menjadi kebahagiaanku
***
Rantauprapat, 29 Mei 2019
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H